Pendahuluan: Peran Algoritma dalam Pemrograman
A. Definisi Algoritma
Algoritma merupakan serangkaian langkah-langkah sistematis yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah atau tugas dalam komputasi. Sebuah algoritma haruslah jelas, terurut, dan dapat dijalankan oleh komputer.
B. Pentingnya Algoritma dalam Pemrograman
Algoritma memegang peran krusial dalam pemrograman. Ini tidak hanya menjadi panduan bagi komputer untuk menyelesaikan masalah, tetapi juga membantu dalam pengembangan pemikiran terstruktur dan solusi yang efisien.
Langkah-Langkah dalam Merancang Algoritma
A. Pemahaman Masalah
Memahami masalah secara menyeluruh sangat penting sebelum merancang algoritma. Ini melibatkan identifikasi tujuan akhir dari masalah yang akan diselesaikan.
B. Analisis Input dan Output
Menentukan input yang dibutuhkan dan output yang diharapkan. Pemilihan jenis data yang tepat untuk input dan output merupakan langkah awal yang krusial.
C. Merumuskan Solusi
Langkah ini melibatkan merumuskan solusi secara terperinci. Ini mencakup pemilihan dan pengorganisasian langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
D. Verifikasi Algoritma
Sebelum menerapkan algoritma, verifikasi akan memastikan bahwa algoritma tersebut sesuai dengan tujuan dan output yang diinginkan.
Strategi terstruktur merupakan pendekatan penting dalam merancang algoritma yang memungkinkan penyelesaian masalah secara sistematis. Dengan pendekatan ini, masalah kompleks dipecahkan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan terkelola dengan baik.
Pemecahan Masalah Berhierarki:
Memecah masalah besar menjadi submasalah yang lebih kecil dan lebih mudah diatasi.
Organisasi Langkah-langkah:
Penyusunan langkah-langkah solusi yang terorganisir dan berurutan untuk menyelesaikan submasalah tersebut.
Integrasi Solusi Submasalah:
Integrasi kembali solusi dari setiap submasalah ke dalam solusi keseluruhan.
Misalkan kita memiliki masalah pencarian jalur terpendek dalam graf. Strategi terstruktur memungkinkan pemecahan masalah ini secara sistematis:
Identifikasi Submasalah:
Memecah masalah utama menjadi submasalah, misalnya, mencari jalur terpendek antara dua titik pada graf.
Penyelesaian Submasalah:
Menyelesaikan setiap submasalah secara terpisah, contohnya, mencari jalur terpendek dari satu titik ke semua titik lainnya.
Integrasi Solusi Submasalah:
Menggabungkan solusi setiap submasalah untuk menemukan jalur terpendek secara keseluruhan.
Penyelesaian Masalah yang Kompleks: Memecah masalah yang kompleks menjadi submasalah yang lebih kecil dan lebih terkelola.
Organisasi Langkah-langkah: Menyusun langkah-langkah solusi yang terstruktur untuk setiap submasalah.
Kemampuan Penyelesaian yang Lebih Mudah: Memperjelas pemecahan masalah menjadi langkah-langkah yang lebih mudah dipahami dan diimplementasikan.
Strategi terstruktur memberikan fondasi yang kuat untuk merancang algoritma yang efisien. Dengan pendekatan ini, pemecahan masalah yang kompleks bisa diuraikan menjadi langkah-langkah yang sistematis, memudahkan implementasi solusi yang efektif.
Divide and Conquer merupakan sebuah strategi penting dalam algoritma yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang besar dengan membaginya menjadi masalah yang lebih kecil, lebih mudah diselesaikan, dan kemudian menggabungkan kembali solusi-solusi dari submasalah tersebut.
Bagi Masalah Menjadi Submasalah:
Memecah masalah utama menjadi submasalah yang lebih kecil, seringkali setengah dari masalah asal.
Penyelesaian Submasalah Secara Terpisah:
Menyelesaikan setiap submasalah secara terpisah dengan cara yang sama seperti masalah utama.
Penggabungan Solusi Submasalah:
Menggabungkan kembali solusi dari setiap submasalah menjadi solusi keseluruhan.
Misalkan kita memiliki masalah pencarian elemen dalam array terurut. Strategi Divide and Conquer memungkinkan pemecahan masalah ini secara sistematis:
Bagi Masalah:
Bagi array menjadi dua bagian.
Penyelesaian Submasalah:
Cari elemen di bagian kiri jika elemen tengah lebih besar dari yang dicari, atau di bagian kanan jika elemen tengah lebih kecil.
Penggabungan Solusi:
Gabungkan kembali solusi dari kedua submasalah.
Penyelesaian Masalah yang Lebih Efisien: Memecah masalah besar menjadi submasalah kecil yang lebih mudah diselesaikan, mengurangi kompleksitas.
Penggunaan Ulang Solusi Submasalah: Solusi dari submasalah dapat digunakan kembali dalam permasalahan yang serupa, menghemat waktu komputasi.
Peningkatan Kecepatan Eksekusi: Solusi yang optimal dari submasalah akan menghasilkan solusi optimal pada masalah utama.
Divide and Conquer adalah sebuah strategi yang kuat dalam perancangan algoritma yang memungkinkan penyelesaian masalah secara sistematis, efisien, dan optimal. Dengan pendekatan ini, masalah yang kompleks dapat dipecah menjadi submasalah yang lebih sederhana, menghasilkan solusi yang efektif.
Algoritma Greedy adalah pendekatan dalam merancang algoritma yang memilih langkah terbaik pada setiap tahapan permasalahan, dengan harapan memperoleh solusi secara keseluruhan yang optimal. Strategi ini memfokuskan pada pengambilan keputusan saat ini tanpa mempertimbangkan konsekuensi keputusan di masa depan.
Keputusan Berdasarkan "Greediness":
Memilih langkah terbaik pada setiap langkah dalam penyelesaian masalah, dengan harapan mencapai solusi optimal.
Tidak Melihat Ke Depan:
Keputusan diambil berdasarkan situasi saat ini tanpa mempertimbangkan konsekuensi di masa depan.
Harapan untuk Solusi yang Optimal secara Keseluruhan:
Diharapkan bahwa pemilihan langkah terbaik pada setiap tahapan akan menghasilkan solusi keseluruhan yang optimal.
Misalkan kita memiliki masalah Traveling Salesman. Strategi Greedy memungkinkan pemecahan masalah ini secara sistematis:
Pemilihan Langkah Terbaik Saat Ini:
Pada setiap langkah, pilih kota terdekat yang belum dikunjungi.
Tanpa Pertimbangan Seluruh Rute:
Keputusan diambil berdasarkan kota terdekat saat ini tanpa mempertimbangkan seluruh rute yang mungkin.
Harapan Solusi Optimal:
Diharapkan bahwa dengan memilih kota terdekat pada setiap langkah, akan menghasilkan rute terpendek secara keseluruhan.
Sederhana dan Cepat: Algoritma ini cenderung sederhana dan cepat untuk diimplementasikan.
Menghasilkan Solusi yang Dekat dengan Optimal: Meskipun tidak selalu menghasilkan solusi yang optimal, algoritma Greedy seringkali menghasilkan solusi yang dekat dengan optimal.
Algoritma Greedy digunakan dalam berbagai permasalahan seperti pemberian kembalian uang, jadwal kuliah, dan pencarian rute terpendek. Meskipun tidak selalu menghasilkan solusi yang optimal, strategi ini memberikan kemudahan dalam implementasi dan seringkali menghasilkan solusi yang cukup dekat dengan optimal.
Dynamic Programming adalah sebuah pendekatan dalam pemrograman yang memanfaatkan hasil dari submasalah yang sudah dipecahkan sebelumnya untuk menghindari pengulangan perhitungan yang tidak perlu. Pendekatan ini dapat meningkatkan efisiensi algoritma dengan cara menyimpan hasil perhitungan yang sudah dilakukan sebelumnya.
Pendekatan Berbasis Memoization:
Memanfaatkan pendekatan penyimpanan hasil (caching) untuk submasalah yang sudah dipecahkan sebelumnya.
Penggunaan Hasil Submasalah:
Hasil dari submasalah yang sudah dipecahkan disimpan untuk digunakan kembali jika submasalah serupa muncul kembali.
Menghindari Pengulangan Perhitungan:
Dengan memanfaatkan hasil yang sudah disimpan, algoritma tidak perlu melakukan perhitungan ulang yang sama, mengurangi kompleksitas algoritma.
Misalkan kita memiliki masalah penentuan bilangan Fibonacci.
Algoritma Fibonacci Rekursif:
Algoritma rekursif untuk bilangan Fibonacci sering kali mengakibatkan pengulangan perhitungan yang tidak efisien, terutama untuk nilai n yang besar.
Algoritma Fibonacci dengan Dynamic Programming:
Dalam pendekatan ini, hasil dari setiap bilangan Fibonacci disimpan dalam array, sehingga saat nilai Fibonacci untuk suatu bilangan n diinginkan, hasilnya diambil dari array tersebut tanpa perlu menghitung ulang.
Peningkatan Efisiensi Algoritma: Mengurangi waktu eksekusi algoritma dengan memanfaatkan hasil yang sudah disimpan sebelumnya.
Optimalitas dan Kesederhanaan: Menghasilkan solusi yang optimal dengan cara yang lebih sederhana.
Penyimpanan Hasil yang Berguna: Memudahkan penyimpanan hasil perhitungan sebelumnya untuk digunakan kembali, mengurangi beban komputasi.
Dynamic Programming adalah teknik yang efektif dalam meningkatkan efisiensi algoritma, menghasilkan solusi yang lebih optimal dan efisien dengan memanfaatkan hasil perhitungan yang sudah disimpan sebelumnya.
Beberapa jenis Algoritma yang wajib diketahui programer adalah sebagai berikut.
Algoritma brute force adalah jenis algoritma yang mencoba semua kemungkinan untuk menyelesaikan masalah. Dengan kata lain, ia akan melakukan percobaan satu persatu hingga menemukan solusi yang tepat.
Contoh penggunaan algoritma Brute Force misalnya untuk memecahkan 4 digit kode PIN dari angka 0 hingga 9. Setidaknya, butuh hingga 10.000 percobaan untuk menemukan kombinasi angka yang tepat.
Jenis algoritma yang kedua adalah algoritma recursive. Pada algoritma pemrograman ini, masalah diselesaikan sedikit demi sedikit dengan cara membaginya ke dalam beberapa kondisi yang serupa.
Jika sulit membayangkan, algoritma pemrograman recursive bisa Anda temukan ketika mengerjakan soal perhitungan pohon faktor Matematika.
Lebih jauh, algoritma recursive masih dibagi lagi menjadi empat tipe spesifik, yaitu:
Algoritma Divide and Conquer – Membagi masalah menjadi dua bagian. Yang pertama yaitu masalah itu sendiri dan yang kedua adalah metode pemecahannya.
Algoritma Dinamis – Menggunakan teknik memoisasi, yaitu menyimpan hasil pemecahan masalah ke memori untuk selanjutnya digunakan lagi di masa mendatang.
Algoritma Greedy – Bertolak belakang dengan algoritma dinamis, algoritma greedy justru tidak akan mempertimbangkan hasil pemecahan masalah sebelumnya untuk mengambil keputusan.
Algoritma Backtracking – Menyelesaikan masalah secara bertahap sambil mengeliminasi solusi yang ternyata tidak memecahkan masalah tersebut.
Sesuai namanya, algoritma randomized memanfaatkan penggunaan nomor secara acak untuk menentukan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Tujuannya yaitu untuk mengurangi kerumitan di dalam pemrograman.Contoh dari algoritma randomized adalah menentukan pivot selanjutnya menggunakan nomor yang muncul secara acak.
Bisa ditebak, algoritma sorting adalah jenis yang berfungsi untuk mengurutkan data berdasarkan kondisi tertentu, misalnya dari abjad A sampai Z atau jumlah angka besar ke kecil.Contoh penerapan algoritma sorting antara lain bubble sort, merge sort, insertion sort, dan selection sort.
Algoritma searching adalah tipe algoritma yang digunakan untuk mencari suatu data, baik yang sudah disortir maupun belum, menggunakan query yang spesifik. Contoh pemanfaatan algoritma searching yaitu binary search dan linear search.
Algoritma hashing sebenarnya mirip dengan algoritma searching. Bedanya, hashing tak hanya mencari data, tapi juga mencocokkan query pencarian dengan kunci ID yang sudah ditetapkan.Contoh pemanfaatan algoritma hashing yaitu untuk verifikasi password ketika ingin masuk ke akun tertentu.
Bagaimana, Anda sudah paham apa itu algoritma pemrograman, fungsi, dan macam-macam algoritma bahasa pemrograman, ?
Jangan beranjak dulu! Karena setelah ini, kami ajak Anda mengenal beberapa contoh sederhana algoritma program.
Ini dia lima contoh algoritma pemrograman di dalam kehidupan sehari-hari:
Menjumlahkan dua angka
Mencari angka terbesar
Mengepel lantai
Menulis pesan
Login Facebook
Mari simak selengkapnya!
Di dalam pemrograman, algoritma untuk menjumlahkan dua angka adalah sebagai berikut:
Langkah 1: Masukkan angka pertama.
Langkah 2: Masukkan angka kedua.
Langkah 3: Komputer menjumlahkan angka pertama dan kedua.
Langkah 4: Komputer menampilkan hasil penjumlahan.
Untuk mencari tahu angka terbesar dari dua pilihan, maka perhitungan algoritma bahasa pemrograman yang digunakan adalah:
Langkah 1: Masukkan angka pertama.
Langkah 2: Masukkan angka kedua.
Langkah 3: Buat kondisi pertama. Jika angka pertama lebih besar dari angka kedua, maka tampilkan angka pertama.
Langkah 4: Buat kondisi kedua. Jika angka kedua lebih besar dari angka pertama, maka tampilkan angka kedua.
Langkah 5: Komputer menampilkan angka terbesar sesuai kondisi yang sesuai.
Contoh penerapan algoritma program untuk mengepel lantai secara sistematis yaitu:
Langkah 1: Lantai basah.
Langkah 2: Ambil alat pel.
Langkah 3: Pel lantai menggunakan alat pel.
Langkah 4: Lantai kering.
Baca juga: Program Python
Berikut ini contoh penggunaan algoritma untuk menulis sebuah pesan singkat:
Langkah 1: Ambil handphone.
Langkah 2: Buka aplikasi pesan.
Langkah 3: Tulis pesan singkat.
Langkah 4: Pilih nomor handphone tujuan.
Langkah 5: Kirim pesan singkat.
Langkah 6: Handphone menampilkan notifikasi pesan terkirim.
Algoritma program ternyata bisa diterapkan untuk membuat alur sistematis untuk masuk ke akun Facebook, seperti:
Langkah 1: Buka website Facebook.
Langkah 2: Klik tombol login.
Langkah 3: Komputer menampilkan halaman login.
Langkah 4: Masukkan alamat email dan password Facebook.
Langkah 5: Buat kondisi pertama. Jika alamat email dan password sesuai, komputer menampilkan pesan ‘berhasil login’ dan mengarahkan pengguna ke halaman beranda.
Langkah 6: Buat kondisi kedua. Jika alamat email dan password tidak sesuai, komputer akan menampilkan pesan ‘error’ dan pengguna tetap di halaman login.
Langkah 7: Komputer memproses permintaan pengguna berdasarkan kondisi yang sesuai.