3.17 Menerapkan Rangkaian Inverter DC to AC
3.18 Menerapkan Rangkaian Inverter DC to DC Simetris
4.17 Menguji Rangkaian Inverter DC to AC
4.18 Menguji Rangkaian Inverter DC to DC Simetris
Gambar 1.1 Inverter DC to AC
Power inverter, atau inverter, merupakan konverter daya listrik yang mengubah arus searah (DC) menjadi alternating current (AC), AC dapat dikonversi pada setiap tegangan yang diperlukan dan frekuensi dengan penggunaan transformator, switching, dan kontrol sirkuit yang tepat. Inverter tidak memproduksi daya listrik sendiri, daya disediakan oleh sumber arus searah (DC).
Inverter berfungsi untuk mengubah tegangan DC menjadi tegangan AC. Inverter sangat berperan sebagai penyedia listrik cadangan, baik di kendaraan maupun di rumah, sebagai emergency power saat aliran listrik rumah padam. Selain itu, inverter DC to AC memegang peranan penting dalam mengubah energi DC dari sumber energi terbarukan sel surya menjadi energi listrik AC yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam aplikasinya, inverter DC to AC dapat digunakan pada perangkat rumah tangga, komputer, peralatan pertukangan, pompa air, kipas angin, sistem suplai energi pada rumah di daerah terpencil, dan berbagai barang elektronik lainnya. Inverter DC to AC pada perangkat rumah tangga sangat banyak digunakan, terutama pada saat listrik padam dan pada sumber energi DC yang dihasilkan oleh sel surya. Sumber AC dibutuhkan untuk penggunaan pada lampu dan sistem elektronika lainnya.
Inverter adalah rangkaian yang mengubah DC menjadi AC/ Dengan kata lain, inverter adalah alat yang digunakan untuk memindahkan tegangan dari sumber DC ke beban AC. Sumber tegangan inverter dapat berupa baterai, solar panel, aki kering, dan sumber tegangan DC lainnya. Keluaran dari inverter adalah tegangan AC 220 V atau 120 V, dan frekuensi output 50 Hz atau 60 Hz.
Pada dasarnya, inverter adalah alat yang membuat tegangan bolak-balik dari tegangan searah dengan cara membentuk gelombang tegangan. Namun, gelombang yang terbentuk dari inverter tidak berbentuk gelombang sinusoidal, tetapi gelombang persegi. Pembentukan tegangan AC tersebut dilakukan dengan menggunakan dua pasang sakelar. Berikut ini gambar yang menerangkan prinsip kerja inverter dalam pembentukan gelombang tegangan persegi.
Gambar 2.2 Prinsip dasar inverter (Sumber: https://wahyuranggablog.files.wordpress.com/2017/03/inverter.jpg?w=325&h=305)
Prinsip kerja inverter dapat dijelaskan dengan menggunakan empat sakelar seperti ditunjukkan pada gambar di atas. Jika sakelar S1 dan S2 dalam kondisi on, aliran arus DC akan mengalir ke beban R dari arah kiri ke kanan. Jika yang hidup adalah sakelar S3 dan S4, aliran arus DC akan mengalir ke beban R dari arah kanan ke kiri. Inverter biasanya menggunakan rangkaian modulasi lebar pulsa (pulse width modulation-PWM) dalam proses konversi tegangan DC menjadi tegangan AC. Pembentukan gelombang sakelar dapat dilihat pada
Gambar 2.3 berikut.
Gambar 2.3 Bentuk gelombang tegangan (Sumber: https://2.bp.blogspot.com/hMMSxvzV80A/V1cS17tJhlI/AAAAAAAAAH4/FpPwNnZfGo8F8E4wStskrR5MWxDswrMACLcB/s1600/BENTUK%2BGELOMBANG.png)
Full bridge converter adalah rangkaian teori dasar yang digunakan untuk mengubah DC ke AC. Full bridge converter mempunyai pasangan sakelar (S1, S2) dan (S3, S4). Keluaran AC didapatkan dari masukan DC dengan membuka dan menutup sakelar-sakelar pada urutan yang tepat. Tegangan keluaran Vbisa berupa +Vdc, -Vdc, atau nol, tergantung pada sakelar yang tertutup.
Pada full bridge converter, S, dan S4 tidak boleh menutup pada saat yang bersamaan, begitu juga dengan S2 dan S3, yang akan menyebabkan terjadinya short circuit pada sumber DC. Sakelar yang nyata tidak bisa on atau off secara seketika.
Tabel 2.1 Tegangan Keluaran Pasangan Sakelar pada Rangkaian Full Bridge Converter
Walaupun waktu transisi switching harus diberikan pada kendali sakelar, overlap pada waktu sakelar on juga akan mengakibatkan short circuit, yang disebut shoot-through. Waktu yang diberikan untuk transisi switching disebut blanking time.
Inverter gelombang kotak (square-wave inverter) merupakan pola switching yang paling sederhana agar full bridge converter dapat menghasilkan keluaran tegangan gelombang kotak. Sakelar-sakelar akan menghubungkan beban ke +Vdc ketika Si dan S2 tertutup atau ke -Vdc ketika S3 dan S4 tertutup. Periodik switching dari tegangan beban antara +Vdc and -Vdc menghasilkan tegangan gelombang kotak pada beban. Walaupun selang keluaran ini nonsinusoidal, namun mampu mencukupi bentuk gelombang AC untuk beberapa aplikasi.
Bentuk gelombang arus pada beban tergantung pada komponen beban. Untuk beban resistif, bentuk gelombang arus sesuai dengan bentuk tegangan keluaran. Beban induktif akan mempunyai arus yang lebih bersifat sinusoidal daripada tegangannya karena sifat filtering dari induktansi. Pada beban induktif, ada beberapa pertimbangan dalam mendesain sakelar-sakelar pada rangkaian full bridge converter karena arus sakelar harus bidirectional.
Berikut ini beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan inverter.
a. Kapasitas beban dalam watt, usahakan memilih inverter yang beban kerjanya mendekati beban yang hendak digunakan agar efisiensi kerjanya maksimal.
b. Input DC 12 volt atau 24 volt.
c. Sinewave ataupun square wave output AC.
True sine wave inverter diperlukan terutama untuk beban-beban yang masih menggunakan motor agar bekerja lebih mudah, lancar, dan tidak cepat panas. True sine wave inverter memiliki harga yang mahal di antara yang lainnya karena alat ini mampu mendekati bentuk gelombang asli dari jaringan listrik PLN. Dalam perkembangannya di pasaran juga beredar modified sine wave inverter yang merupakan kombinasi antara square wave dan sine wave. Bentuk gelombangnya bila dilihat melalui oscilloscope berbentuk sinus dengan ada garis putus-putus di antara sumbu y 0 dan grafik sinusnya. Perangkat yang menggunakan kumparan masih bisa beroperasi dengan modified sine wave inverter, hanya saja kurang maksimal. Sementara itu pada square wave inverter, beban-beban listrik yang menggunakan kumparan/motor tidak dapat bekerja sama sekali.
Selain itu, dikenal juga istilah grid tie inverter yang merupakan special inverter yang biasanya digunakan dalam sistem energi listrik terbarukan, yang mengubah arus listrik DC menjadi AC yang kemudian diumpankan ke jaringan listrik yang sudah ada. Grid tie inverter dikenal juga synchronous inverter. Perangkat ini tidak dapat berdiri sendiri, apalagi jaringan tenaga listriknya tidak tersedia. Dengan adanya grid tie inverter, kelebihan kWh yang diperoleh dari sistem PLTS bisa disalurkan kembali ke jaringan listrik PLN untuk digunakan dalam kebutuhan sehari-hari dan sebagai penggantinya besarnya kWh yang disuplai harus dibayar PLN ke penyedia PLTS dengan tarif yang telah disepakati sebelumnya. Rugi/loss yang terjadi pada inverter biasanya berupa disipasi daya dalam bentuk panas.
Grid tie inverter memiliki efisiensi tertinggi, yaitu 95-97% bila beban output-nya hampir mendekati rated bebannya. Pada umumnya, efisiensi inverter berkisar 50-90% tergantung dari beban output-nya. Bila beban outputnya makin mendekati beban kerja inverter yang tertera maka efisiensinya makin besar, demikian pula sebaliknya. Modified sine wave inverter ataupun square wave inverter bila dipaksakan untuk beban-beban induktif maka efisiensinya akan jauh berkurang dibandingkan dengan true sine wave inverter. Perangkatnya akan menyedot daya 20% lebih besar dari yang seharusnya.
MENANYA
Tanyakan kepada guru Anda tentang jenis-jenis JFET! Tulis hasil penjelasan dari guru pada buku tugas masing-masing!
Inverter dapat diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu inverter satu fase dan inverter tiga fase. Setiap jenis inverter tersebut dapat dikelompokkan dalam empat kategori ditinjau dari jenis rangkaian komutasi pada SCR, yaitu modulasi lebar pulsa, inverter resonansi, inverter komutasi bantu, dan inverter komutasi komplemen.
Inverter disebut sebagai inverter catu-tegangan apabila tegangan masukan selalu dijaga konstan. Inverter disebut inverter catu-arus (current-fed inverterCFI) apabila arus masukan selalu dijaga konstan. Inverter disebut inverter variabel apabila tegangan masukan dapat diatur.
Jika ditinjau dari proses konversi, inverter dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu inverter seri, paralel, dan jembatan. Inverter jembatan dapat dibedakan menjadi inverter setengah-jembatan (half-bridge) dan jembatan (bridge) Menurut jenis gelombang keluarannya, inverter dibedakan menjadi dua, yaitu
inverter sumber arus (current source inverter) dan inverter sumber tegangan (voltage source inverter).
Berikut ini ciri-ciri inverter sumber arus (ISA).
1) ISA didesain hanya untuk mengontrol frekuensi sehingga diperlukan suatu rangkaian chopper untuk mengatur tegangan keluar.
2) Output yang dihasilkan adalah black modulation sehingga dibutuhkan solusi tambahan untuk menekan harmonik dan pulsating torque, yaitu dengan memperbesar induktansi motor.
3) Kontrol traksi yang diaplikasikan relatif sederhana sehingga dapat direalisasikan dengan menggunakan teknik TTL (Transistor-Transistor Logic) atau analog.
Berikut ini ciri-ciri inverter sumber tegangan (IST).
1) IST mengontrol baik frekuensi maupun tegangan output dengan mempergunakan teknik PWM (Pulse Width Modulation). Oleh sebab itu, diperlukan sistem kontrol yang kompleks (Microprocessor).
2) PWM menghasilkan output yang menyekati sinus sehingga harmonik dan pulsating torque dapat ditekan, yaitu dengan melakukan pengaturan software untuk menghasilkan patron-patron pulsa yang diinginkan.
3) Kontrol traksi yang diaplikasikan sangat kompleks sehingga diperlukan teknik kontrol digital dengan mikrokomputer atau mikroprosesor dan software programming yang memerlukan kualifikasi personel yang secara khusus mendalami bidang tersebut.
Inverter sumber tegangan (voltage source inverter) dibedakan menjadi dua. 1) Inverter sumber tegangan dengan frekuensi dan tegangan keluaran konstan.
2) Inverter sumber tegangan dengan frekuensi dan tegangan keluaran berubah.
Keluaran inverter inilah yang menjadi masukan bagi motor AC yang banyak digunakan di perusahaan ini, terutama motor induksi (AC) untuk mesin-mesin agar diperoleh hasil produksi yang sesuai dengan keinginan perusahaan.
MENGEKSPLORASI
Buatlah sebuah kelompok, kemudian kumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang jenis-jenis inverter!
Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus
searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari
perangkat seperti baterai, panel surya / solar cell menjadi AC. Beberapa tahun
belakangan ini perkembangan didunia elektronika mengalami kemajuan pesat,
semua itu di dasari oleh kemajuan pendidikan yang ada selama ini. Seiring dengan
keadaan yang semakin maju terutama dalam dunia Elektronika, pasti
membutuhkan sumber arus untuk menjalankan alat-alat elektronika tersebut.
Dalam hal ini sumber arus dari PLN saja terkadang tidak memadai,
terutama pada desa-desa tertinggal yang tidak dapat menggunakan sumber arus
dari PLN. Oleh karena itu, hal ini dapat di atasi dengan membuat suatu alat yang
yang dapat mengantikan sumber arus dari PLN tersebut. Maka dengan itu penulis
membuat suatu rangkaian elektronika yang menghasilkan tegangan AC yang
dinamakan “ Rangkaian Inverter DC ke AC”
a. Blokk Diagram Rangkaian Inverter DC ke AC
Rangkaian Inverter DC ke AC ini berfungsi untuk mengubah tegangan 12 v DC menjadi 220 V AC. Trafo yang digunakan pada rangkaian ini adalah Trafo step up , bisa juga menggunakan Trafo Step Down yang dibalik antara Bagian primer dan skundernya.
Gambar Rangkaian Inverter
Diagram Blok Inverter
1) Input
Pada rangkaian diberi tegangan searah sebesar +12 volt DC sebagai input. Pada umumnya, contoh tegangan searah yang digunakan sebagai input bisa berupa baterai ataupun aki, sesuai keperluan.
2) Pengubah
Diode berfungsi sebagai pengubah tegangan searah menjadi tegangan bolak-balik yang berasal dari kapasitor. Kapasitor menyimpan tegangan dan mengeluarkan kembali tegangan listrik tersebut karena muatan listrik pada kapasitor. Tegangan yang diberi sebesar 12 volt DC diubah menjadi 90–150 volt AC. Di sini, diode berfungsi sebagai pengubah tegangan searah menjadi tegangan bolak-balik.
Gambar Pengubah
3) Filter (Penyaring)
Tegangan yang sudah diubah akan dianalisis apakah tegangan yang telah diubah benar-benar menjadi tegangan AC dengan menggunakan diode. Tegangan akan disaring menggunakan kapasitor yang akan mengubah tegangan searah menjadi bolak-balik. Kapasitor berperan penting sebagai alat untuk menstabilkan tegangan sesudah diubah.
Gambar Filter
4) Penguat
Penguat dipengaruhi oleh besarnya watt yang dihasilkan oleh transistor dan dipengaruhi oleh transformator yang menghasilkan daya 20 watt dengan menggunakan 1 ampere. Pada rangkaian, arus inputannya menggunakan arus DC dengan penguat oleh transistor jenis NPN 2N3055 dan transformator.
Gambar Penguat
5) Output
R4 dan R3 terhubung ke input +12 volt DC dan arus yang masuk disimpan terlebih dahulu oleh CI & C2. Jika R4 terhubung dengan Q2 dan diberi inputan +12 volt DC sementara R3 tertutup karena R4 lebih dahulu menerima input +12 volt DC dan disimpan oleh C1. Setelah muatan listrik yang disimpan telah penuh, muatan listrik akan dilepaskan dan arus yang dilepaskan adalah arus AC.
Jika R3 terhubung dengan Q1 dan diberi inputan +12 volt DC karena memiliki besar resistor yang sama, yaitu 180 ohm, R3 dan R4 akan saling bergantian. Dengan demikian, hal itu akan menghasilkan tegangan sebesar 150 volt AC.
Analisis Rangkaian secara Detail
Pada rangkaian inverter DC ke AC, tegangan mengalir melalui R1 dan R2, yang menuju kapasitor ialah C1 dan C2 masing-masing mulai dalam pengisian muatan-muatan listrik. Dalam pengisian muatan-muatan listrik, kapasitor bergantung pada besarnya arus yang mengalir melalui R1 dan R2 sebesar 12 volt DC, sedangkan Q1 dan Q2 dihubungkan dengan ground. Misalnya, dipilih C2 lebih dulu mengisi muatan-muatan listrik dan lebih dahulu untuk melepaskan muatan-muatan listriknya untuk mengalir menuju basis transistor Q1 yang kemudian menyulutnya sehingga transistor Q1 menjadi aktif dan menghantarkan arus dari kolektor ke emitornya.
Selama proses tersebut berlangsung, kapasitor C1 masih dalam pengisian muatan-muatan listrik sampai transistor Q1 dalam kondisi penjenuhan dan menuju cut off. Ketika kapasitor C1 sudah penuh terisi muatan-muatan listrik dan transistor Q1 masuk ke kondisi cut off, kapasitor cl mulai melepaskan muatan-muatan listriknya menuju basis Q2. Tegangan yang ada pada basis Q2 menyulut basisnya dan mengakibatkan transistor Q2 menjadi aktif untuk menghantarkan tegangan kolektor menuju emitornya
Bersamaan dengan peristiwa tersebut, Q2 sedang dalam pengisian muatan-muatan listrik dan arus yang mengalir melewati R1 menuju resistor R2 untuk menyulut basis dari transistor Q2 dan mengaktifkannya untuk menghantarkan tegangan. Tegangan yang mengalir dari C1 dan C2 masuk melalui diode dan R1 dan R2. Setelah itu, tegangan DC diubah menjadi tegangan-tegangan AC. Ti berfungsi sebagai penguat arus maupun tegangan. Hal yang paling berpengaruh dalam penguatan suatu tegangan adalah pada jenis transistor yang digunakan.
Cara Mengoperasikan Alat
Cara mengoperasikan rangkaian inverter ini cukup dengan alat untuk mengukur tegangan yang dikeluarkan oleh alat ini. Inverter berfungsi sebagai penguat tegangan DC ke AC dengan menggunakan tegangan yang telah ditentukan, yaitu menggunakan tegangan 12 volt DC sehingga output yang dihasilkan sebesar 150 volt AC dengan mengubah tegangan AC ke DC.
Dengan menggunakan satu input dan satu output, dapat dihubungkan ground ke ground dari power supply, dan input +12 volt DC. Pada power supply menggunakan arus DC sehingga dapat menentukan besarnya tegangan yang dihasilkan dengan menggunakan multitester dari outputnya. Jika output-nya menghasilkan tegangan 150 volt AC, artinya alat ini berjalan dengan baik. Tegangan output dapat ditambah bila menggunakan transistor yang nilainya lebih besar daripada transistor yang digunakan dalam alat ini.
INFO
Power inverter atau inverter merupakan konverter daya listrik yang mengubah arus searah (DC) menjadi alternating current (AC), AC dapat dikonversi pada setiap tegangan yang diperlukan dan frekuensi dengan penggunaan transformator, switching, dan kontrol sirkuit yang tepat. Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Power_inverter
Rangkaian DC to DC inverter sederhana merupakan rangkaian inverter yang dibuat dengan menggunakan beberapa buah komponen saja. Prinsip kerja rangkaian inverter DC to DC adalah menaikkan atau menggandakan tegangan DC. Rangkaian inverter DC to DC sering digunakan oleh pengembang alat elektronik seperti untuk membuat powerbank, charger untuk tenaga surya, dan lain sebagainya.
1. Inverter DC to DC
Inverter adalah sebuah rangkaian untuk mengubah sinyal rata pada DC menjadi bergelombang. Pada Hukum Biot Savart dan Hukum Faraday, di sekitar arus listrik terdapat medan magnet dan di sekitar medan magnet terdapat medan listrik. Ketika sebatang paku dililit kabel dan dialiri listrik, paku tersebut menjadi magnet. Namun saat arus listrik diputus, sifat magnet itu diubah ke energi lain, yaitu medan listrik. Perubahan inilah yang dimanfaatkan trafo untuk menaikkan atau menurunkan tegangan. Jika lilitan dari sumber tegangan lebih banyak dari lilitan ke beban, transformator tersebut akan menurunkan tegangan. Namun, jika jumlah lilitan dari sumber lebih sedikit dari lilitan jumlah lilitan trafo yang menyambung ke beban, trafo akan menaikkan tegangan. Akibat bekerja berdasarkan induksi elektromagnet, transformer harus diberi tegangan naik dan turun secara cepat agar dapat menginduksi lilitan lainnya. Contohnya, jika dihubungkan baterai 9 volt pada pin trafo 9 volt, pada pin 220v tidak akan ada tegangan. Jika baterai dilepas, akan ada lonjakan tegangan pada pin 220v meskipun sebentar dan tegangan tidak sampai 220v. Agar dapat menginduksi lilitan 220v ini, hal yang harus dilakukan ialah memutus-menyambungkan alat ini secara cepat. Dalam hal ini, dapat digunakan sakelar toggle dengan melakukan on-off secara cepat; makin cepat on-off, makin baik induksi listriknya.
Agar trafo dapat bekerja, dibutuhkan tegangan yang naik-turun. Sementara arus DC yang keluar dari baterai/aki/accu/kapasitor/penyimpanan muatan listrik adalah arus rata, bukan arus yang bergelombang sehingga digunakan rangkaian yang dapat membuat arus rata DC menjadi bergelombang bahkan bolak-balik, yaitu rangkaian inverter.
Inverter menggunakan transistor yang difungsikan sebagai sakelar agar arus rata DC menjadi bergelombang naik-turun. DC bergelombang biasanya digunakan pada inverter frekuensi tinggi yang akan menghasilkan tegangan sangat tinggi. Contohnya pada raket nyamuk, taser, stun gun, HVDCPS, dan lain-lain. Pada inverter rumahan, biasanya digunakan DC bergelombang frekuensi rendah. Rangkaian inverter DC to DC sederhana dapat dibuat dengan menggunakan dua buah transistor.
Gambar 2.5 Rangkaian inverter dengan transistor (Sumber: http://4.bp.blogspot.com/-t03L9X2XqM4/6Ny7yul3XI/AAAAAAAACSU/_NLQxvT3P11/s1600/rangkaian_inverter_2_transistor.jpg)
Keterangan:
a. Kedua resistor menggunakan nilai 1 kN2 2 watt.
b. Kedua transistor menggunakan transistor daya, misalnya 2n3055, TIP41/ TIP31.
c. Trafo menggunakan yang CT. Voltase tergantung tegangan baterai/aki. Jika berasal dari baterai 6 V, berarti gunakan 6 V CT dengan arus minimal 1 ampere
Besarnya daya yang keluar dari trafo tergantung dari sumber tegangan, transistor, dan trafo, Makin besar kapasitas aki, makin besar pula daya yang dihasilkan. Makin banyak transistor, makin besar juga daya dihasilkan. Makin besar kuat arus yang dapat dialirkan trafo, makin besar daya yang dihasilkan.
Rangkaian di atas adalah rangkaian inverter yang paling sederhana. Rangkaian ini menghasilkan gelombang segitiga noise frekuensi tinggi sehingga penggunaannya lebih cocok untuk alat yang sederhana juga. Misalnya, lampu, solder, rice cooker, setrika, dan lain-lain.
2. Rangkaian Inverter 12 V DC ke +/- 30 V DC
Rangkaian inverter DC to DC dapat digunakan untuk mengubah tegangan DC 12 volt dari accumulator mobil menjadi tegangan DC simetris £ 30 volt yang dapat digunakan untuk men-supply power amplifier mobil OCL 500 watt. Rangkaian inverter DC 12 V ke DC + 30 V ini menggunakan power MOSFET 4 buah tipe MTP75N06 dengan pembangkit pulsa dari IC khusus multivibrator tipe SG3525. Rangkaian inverter DC ke DC seperti pada Gambar 2.6 di bawah merupakan pengganti power supply simetris untuk memberikan sumber tegangan DC simetris pada power amplifier mobil yang membutuhkan sumber tegangan DC simetris.
Gambar 2.6 Skema rangkaian inverter DC 12 volt ke DC simetris = 30 volt (Sumber: http://corelita.com/wp-content/uploads/2013/12/Rangkaian-12V-DC-To-+-30V-DCInverter.gif)
Rangkaian inverter DC 12 volt ke DC simetris 30 volt di atas pada dasarnya mengubah tegangan DC 12 volt menjadi tegangan AC 2 fase 30 volt kemudian menyearahkan kembali tegangan AC tersebut menjadi tegangan DC simetris + 30 volt. Pada dasarnya, rangkaian inverter DC ke DC pada gambar di atas terdiri atas beberapa bagian berikut.
a. Bagian Pembangkit Pulsa
Bagian pembangkit pulsa berfungsi untuk membangkitkan pulsa yang saling komplemen pada kedua output-nya untuk memberikan tegangan driver ke rangkaian switching MOSFET agar dapat menginduksi transformer inverter. Bagian ini dibangun menggunakan IC pembangkit pulsa SG3525.
b. Bagian Switching
Bagian switching berfungsi untuk memberikan tegangan induksi ke transformer dengan cara menginduksi masing-masing kutub transformer.
secara bergantian. Bagian ini terdiri atas 2 set MOSFET yang diparalel dan bekerja secara bergantian sesuai pulsa dari IC SG3525. Rangkaian switching dibangun dengan 4 buah MOSFET tipe MTP75N06.
c. Bagian Transformer Step-Up
Transformer step-up merupakan bagian yang berfungsi untuk menaikkan tegangan DC 12 volt menjadi gan AC 2 fase 30 volt pada output transformer dengan CT.
d. Bagian Rectifier
Bagian rectifier berfungsi untuk mengubah tegangan AC 2 fase tersebut menjadi tegangan DC simetris + 30 volt. Komponen yang digunakan pada bagian rectifier adalah diode bridge dan kapasitor elektrolit (elco). Rangkaian inverter DC 12 volt ke DC simetris + 30 volt ini dapat digunakan untuk memberikan supply tegangan ke power amplifier mobil 500 watt OCL dari accumulator mobil.
MENGASOSIASIKAN DAN MENGOMUNIKASIKAN 1. Diskusikan dengan kelompok Anda tentang rangkaian inverter DC to DC! 2. Presentasikan hasil diskusi di depan kelas! Mintalah teman-teman Anda untuk menanggapi!
Rangkuman ©
1. Inverter merupakan suatu rangkaian yang digunakan untuk mengubah sumber tegangan DC tetap menjadi sumber tegangan AC dengan frekuensi tertentu.
2. Inverter DC to AC adalah inverter yang digunakan untuk mengubah tegangan DC menjadi tegangan AC.
3. Dalam aplikasinya, inverter DC to AC dapat digunakan pada perangkat rumah tangga, komputer, peralatan pertukangan, pompa air, kipas angin, sistem suplai energi pada rumah di daerah terpencil, dan berbagai barang elektronik lainnya.
4. Inverter DC to DC adalah inverter yang digunakan untuk menaikkan tegangan DC atau menggandakan tegangan DC.
5. Rangkaian inverter DC to DC sering digunakan oleh pengembang alat elektronik seperti untuk membuat powerbank, charger untuk tenaga surya, dan lain sebagainya.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang benar!
Tulislah ciri-ciri inverter sumber tegangan (IST) !
Tuliskan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan inverter !
Apakah yang dimaksud inverter DC to AC ?
Apakah fungsi dari rectifier pada rangkaian inverter DC to DC ?
Tuliskan beberapa peralatan yang memanfaatkan rangkaian inverter DC to DC !