3.15 Menerapkan macam-macam sambungan kabel dan interkoneksi
4.15 Membuat macam-macam sambungan kabel dan interkoneksi
Apersepsi
Kabel (serapan dari bahasa Belanda: kabel, dari bahasa Latin: capulum, berarti "tali") merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal dari satu tempat ke tempat lain.Kabel seiring dengan perkembangannya dari waktu ke waktu terdiri dari berbagai jenis dan ukuran yang membedakan satu dengan lainnya. Berdasarkan jenisnya, kabel terbagi menjadi 3 yakni kabel tembaga, kabel koaksial/kabel sepaksi, dan kabel serat optik.
Kabel mulai ditemukan saat manusia membutuhkan sebuah alat yang berguna untuk menghubungkan suatu Perangkat dengan perangkat lain. dan ditemukan pada awal 1.400an. Proses penemuan kabel ini tidak sama antara satu jenis kabel dengan kabel lainnya. Penemuan kabel tembaga membutuhkan proses yang paling lama dibanding kabel yang lain,hingga akhirnya berhasil ditemukan sebuah Telepon. Penemuan kabel koaksial mengikuti penemuan kabel tembaga. Baru-baru ini,kabel koaksial telah disempurnakan kembali dengan penemuan kabel Serat Optik yang sangat tipis dan mampu mentransmisikan Sinyal Cahaya
Kabel adalah panjang dari satu atau lebih inti penghantar (urat), baik yang berbentuk pejal maupun serabut yang masing-masing dilengkapi bagian isolasinya sendiri dan membentuk suatu kesatuan. Penggabungan satu atau lebih inti-inti pada umumnya dilengkapi dengan selubung pelindung.
Secara umum, kabel memiliki fungsi sebagai media transmisi yang berperan untuk mempercepat penyampaian pesan. Setiap kabel memiliki spesialisasi fungsi yang berbeda-beda. Kabel tembaga sering kali digunakan sebagai penghubung ke jaringan telepon dan ethernet. Kabel koaksial sering digunakan pada televisi dan radio. Sementara itu, kabel fiber optik sering digunakan sebagai jalinan penghubung bawah laut (underwater lines), yakni media transmisi antar-samudra, qube, dan video pay per view.
Ada 3 hal pokok dari kabel, yang dijelaskan sebagai berikut.
a. Konduktor atau penghantar, media untuk menghantarkan listrik.
b. Isolasi, bahan dielektrik untuk mengisolasi dari yang satu ke yang lain dan juga terhadap lingkungannya.
c. Pelindung luar, yang memberikan perlindungan terhadap kerusakan mekanis, pengaruh bahan-bahan kimia, electrolysis api, atau pengaruhpengaruh luar lainnya yang merugikan.
Jenis kabel umumnya dapat diklasifikasikan dari sisi kegunaannya dalam instalasi listrik rumah dan gedung menggunakan bahan yang digunakan untuk kabel adalah tembaga dan aluminium. Tembaga atau aluminium yang digunakan harus mempunyai kemurnian yang tinggi, yaitu 99.5% sehingga daya hantarnya tinggi.
Kabel audio berbeda dengan kabel listrik karena kabel audio ini berfungsi untuk menghantarkan sinyal-sinyal audio ke komputer/software. Jernih tidaknya sinyal audio juga tergantung dari pemilihan, sambungan, dan konfigurasi kabel ini. Ada dua macam kabel audio, yaitu single core dan double core.
a. Single Core
Kabel jenis ini digunakan untuk ‘unbalanced audio', yakni sinyal-sinyal audio yang tidak seimbang, banyak noise, dan lain sebagainya. Dengan menggunakan kabel ini untuk ‘unbalanced audio' maka Anda bisa mendapatkan audio yang optimal. >
Untuk kabel jenis seperti ini, Anda bisa menggunakan core-nya sebagai left, sedangkan shield-nya sebagai right atau sebaliknya. Dalam elektronika, core digunakan sebagai +ve dan shield digunakan sebagai – Hal ini hanyalah kutub positif dan kutub negatif untuk arus DC. -ve.
Positive = positif (ve) = +ve
Negative = negatif (ve) = -ve
Keterangan gambar: Outer insulation = Karet kabel Shield = Serabut Core = Kabel/tembaga
Kabel jenis ini digunakan untuk 'balanced audio'. Pada dasarnya, kabel seperti ini core +ve bisa sebagai left, core -ve bisa sebagai right atau sebaliknya. Sementara itu, shield bisa digunakan sebagai ground-nya.
Keterangan gambar: Outer insulation = Karet kabel Shield = Serabut
Core = Kabel/tembaga
Sementara itu, jenis kabel berdasarkan bahannya dapat dibedakan menjadi berikut ini.
Kabel tembaga terbagi atas UTP (Unshielded Twisted Pair) dan STP (Shielded Twisted Pair). Perbedaan dari keduanya adalah adanya pelindung dan tidak adanya pelindung pada bagian inti konduktornya. Kabel UTP terdiri atas 4 pasang kabel dengan jalinan yang berbeda-beda tiap incinya. Makin rapat jalinan tersebut, tingkat transmisi dan harganya makin tinggi. Kabel UTP ini menggunakan konektor RJ-45 yang biasa digunakan untuk internet, ISDN, atau sambungan telepon. Dengan kabel UTP, Anda dapat mengirimkan data lebih banyak dibandingkan LAN. Sementara itu, kabel STP terdiri atas sepasang kabel yang dilindungi oleh timah dan masingmasing kabel tersebut dibungkus oleh pelindung.
Kabel koaksial ditemukan oleh Oliver Heaviside. Kabel ini terdiri atas 2 buah konduktor, yaitu terletak di tengah yang terbuat dari tembaga keras yang dilapisi dengan isolator dan melingkar di luar isolator pertama dan tertutup oleh isolator luar. Kabel koaksial memiliki tiga bagian utama, yakni pelindung luar, pelindung berupa anyaman tembaga, dan isolator plastik.
Kabel koaksial memiliki kapasitas pita lebar (bandwidth) 10 Mbps dan kapasitas node 30 node. Kabel koaksial sering dipakai sebagai jalur transmisi untuk frekuensi sinyal radio. Berikut ini beberapa jenis kabel koaksial.
1) Kabel coaxial RG-62A/U
Kabel berwarna hitam dengan inti berupa kabel serabut. Ukuran kabel ini kurang lebih 0.25 inch (6 mm).
2) Thin coaxial cable Kabel koaksial berdiameter rata-rata 5 mm yang berwarna gelap dan banyak digunakan di kalangan radio amatir.
3) Thick coaxial cable Kabel berdiameter rata-rata 12 mm dan sering dikenal sebagai yellow cable.
Kabel serat optik merupakan sebuah kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang berfungsi untuk mentransmisikan sinyal cahaya. Kabel serat optik berukuran sangat tipis dan berdiameter sehelai rambut manusia yang saat ini paling banyak digunakan sebagai media transmisi dalam teknologi komunikasi modern.
Bagian-bagian utama serat optik tersebut adalah bagian inti tempat merambatnya gelombang cahaya, lapisan selimut yang mengelilingi bagian inti dengan indeks bias yang lebih kecil, serta lapisan jake yang melindungi bagian inti dan selimut dengan plastik yang elastis. Komponen utama sistem serat optik terdiri atas transmitter (Laser Diode dan Laser Emitting Diode), information channel yang berupa serat optik, dan receiver.
MENGEKSPLORASI
Carilah informasi tentang standar penggunaan kabel untuk sistem audio video sesuai dengan peraturan yang berlaku pada sumber yang relevan atau buku-buku di perpustakaan!
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia pasti tidak terlepas dari alat-alat bantu. Ketika bekerja tanpa alat bantu, pekerjaan yang akan dikerjakan terkadang tidak terselesaikan. Energi listrik adalah sebuah energi yang berperan penting dalam kehidupan berumah tangga. Tidak jarang orang zaman sekarang membutuhkan energi tersebut, bahkan energi ini telah menjadi kebutuhan pokok manusia. Oleh sebab itu, manusia memanfaatkan pengetahuannya agar energi tersebut dapat digunakan, salah satunya dengan penyambungan kabel.
Berikut ini berbagai macam teknik dalam menyambung kabel.
Sambungan jenis “pig tail” ini adalah yang paling mudah dan banyak dilakukan untuk menyambung kabel listrik, khususnya untuk menyambung kabel temb inti tunggal. Cara menyambung kabel jenis ekor babi sangatlah mudah. Pertama-tama, Anda harus mengupas ujung isolator kabel
sepanjang 2 hingga 5 cm terlebih dahulu. Setelah itu, gabungkan ujung kabel, lalu lilitkan atau pelintir ke arah kanan sebanyak enam kali. Jika sudah, potong ujung yang tidak dipakai agar rapi dan terakhir beri isolasi.
Sambungan kabel jenis ekor babi ini punya kelebihan dan juga kekurangan. Kelebihannya adalah mudah dalam penyambungannya dan tidak memerlukan waktu yang lama. Sementara itu, kekurangannya adalah rentan lepas, terutama saat kabel ditarik. Jadi, bisa disimpulkan bahwa sambungan kabel ekor babi ini cocok digunakan pada kabel yang tidak memiliki daya tarik.
Sambungan jenis ini, tergolong sulit dilakukan. Namun, sambungan jenis ini lebih baik dan kuat dibanding sambungan jenis “pig tail”. Sambungan kabel ini khususnya digunakan untuk menyambung kabel tembaga berinti tunggal. Sambungan bolak-balik memiliki kekuatan yang tidak perlu diragukan lagi, bahkan pada saat direntang sekalipun. Untuk membuatnya, kupaslah masing-masing kabel sepanjang 3 cm dan 5 cm.
Untuk mendapatkan hasil sambungan yang kuat pada saat ingin menambah panjang kabel, Anda bisa menerapkan sambungan kabel jenis puntir. Sambungan puntir terbagi menjadi dua jenis, yaitu bell hangers dan western union.
1) Bell hanger
Sambungan kabel jenis bell hanger ini tergolong sambungan yang cukup bagus, cukup mudah dibuat, dan juga khusus untuk kabel inti tunggal. Cara membuat sambungan bell hangers cukup mudah, Anda hanya perlu mengupas dua buah kabel yang ingin disambung. Setelah itu, bengkokan keduanya hingga membentuk huruf L dan puntir dengan arah yang saling berlawanan.
2) Western Union
Sambungan kabel dengan cara western union ini, sebenarnya hampir sama dengan cara menyambung kabel bell hanger, sedikit perbedaan pada cara memuntir kabelnya. Jenis ini berfungsi untuk menyambung kabel berinti tunggal. Sama halnya dengan bell hangers, sambungan kabel ini juga digunakan pada saat ingin menambah panjang suatu kabel. Caranya ialah dengan mengupas dua buah kabel masing-masing sepanjang 3 cm dan 5 cm.
Pada praktiknya, sambungan percabangan yang dibuat tidak harus memutus kabel pada penghantar utamanya. Adapun beberapa jenis sambungan percabangan datar dijelaskan sebagai berikut.
1) Sambungan Cabang Tunggal (Single Plain Joint)
Sambungan kabel single plain ini biasa digunakan untuk menyambung kabel pada percabangan. Salah satu kabel utama tidak terputus (utuh) dan dikupas pada bagian isolasinya, kemudian ujung kabel lainnya dililitkan pada bagian yang sudah terkelupas tersebut. Sambungan ini khusus untuk kabel berinti tunggal. Cara membuatnya, yaitu kupaslah kabel utama yang ingin dibuat percabangan. Setelah itu, kupas kabel lain dan lilitkan pada kabel utama tadi.
2) Sambungan Cabang Tunggal (Knotted tab Joint)
Sambungan kabel knotted tab ini hampir sama dengan jenis single plain, hanya perbedaannya pada teknik melilitnya yang sedikit lebih rumit namun memiliki kualitas sambungan lebih baik. Sambungan ini biasa digunakan untuk menyambung kabel pada percabangan. Salah satu kabel tidak terputus (utuh) dan dikupas pada bagian isolasinya, kemudian kabel lainnya dililitkan pada bagian yang sudah terkelupas tersebut. Sambungan ini khusus untuk kabel berinti tunggal. Sambungan ini sekilas mirip dengan jenis sambungan sebelumnya. Namun jika dilihat lebih teliti lagi, knotted tab joint memiliki simpul awal yang berbeda. Hal ini dilakukan agar nantinya percabangan kabel memiliki ikatan yang lebih kuat dan tidak mudah lepas.
3) Sambungan Bercabang Silang
Sambungan kabel bercabang silang ini adalah gabungan beberapa sambungan kabel single plain, yang biasa digunakan untuk menyambung kabel lebih dari satu percabangan. Salah satu kabel utama tidak terputus (utuh) dan dikupas pada bagian isolasinya, kemudian kabel-kabel lainnya dililitkan pada bagian yang sudah terkelupas tersebut. Sambungan ini khusus untuk kabel berinti tunggal.
Menyambung kabel dengan cara britania ini adalah dengan melekatkan dua ujung kabel yang sudah dikelupas isolasinya, kemudian dengan menggunakan potongan inti kabel/kawat berukuran lebih kecil sebagai lilitan pengikat.
Terkadang ketika ingin menghubungkan suatu kabel yang berukuran cukup besar, misalnya 5–7 mm rasanya keras jika memuntir dengan cara sambungan ekor babi atau sambungan western union, apalagi puntiran dilakukan dengan tangan kosong. Oleh karena itu, ada satu sambungan yang memanfaatkan kawat kumparan yang lebih kecil untuk mengikatnya. Nama sambungan ini adalah sambungan britania. Hal yang harus dilakukan untuk mempraktikkan sambungan ini adalah siapkan kabel yang lebih kecil, sekiranya yang bisa dipuntir dengan mudah kemudian kupas bagian isolasinya sampai tidak tersisa. Bengkokan sedikit kedua bagian kumparan besar yang ingin disambungkan tersebut kemudian puntirkan kawat kecil tersebut mengelilingi bagian kumparan yang besar. Sambungan ini biasanya digunakan pada kabel ukuran besar dan juga kabel yang sudah tidak dapat dipanjangkan lagi dan tidak memungkinkan melakukan sambungan ekor bagi atau bell hangers.
Sambungan jenis scarf ini hampir sama dengan menyambung kabel dengan cara britania. Perbedaannya hanya pada kabel yang akan disambung dipipihkan terlebih dahulu untuk menghasilkan sambungan yang tidak terlalu besar. Selain itu, ukuran kabel yang akan disambung biasanya jauh lebih besar dibanding inti kabel/kawat untuk melilitnya. Caranya dengan melekatkan dua ujung kabel yang sudah dikelupas isolasinya, kemudian dengan menggunakan potongan inti kabel berukuran yang jauh lebih kecil sebagai lilitan pengikat.
Sambungan kabel jenis ini, terlihat cukup rumit dilakukan, namun akan menghasilkan sambungan yang cukup baik dan kuat. Sambungan jenis ini biasa digunakan untuk menyambung kabel berinti banyak atau kabel serabut. Sambungan ini adalah sambungan yang cukup ribet. Meskipun demikian, sambungan ini sangat bagus. Sambungan ini menghubungkan satu per satu kabel dari banyak kabel dengan cara sambungan bell hangers kemudian disatukan hingga rapi.
Sambungan kabel lainnya yang sering digunakan untuk kabel berinti tunggal maupun berinti banyak, dapat menggunakan connector cable, yang bentuknya seperti selongsong. Masing-masing ujung kabel dimasukkan ke dalamnya, kemudian connector dijepit (ditekan) dengan menggunakan tang skun (crimping pliers). Cara ini jauh lebih mudah, cepat, dan bagus dibandingkan beberapa cara sambungan lainnya. Selain itu, hasil sambungan kabel lebih simpel dan dapat dibungkus isolasi dengan mudah.
Sambungan kabel jenis ini, terlihat cukup rumit dilakukan, namun akan menghasilkan sambungan yang cukup baik dan kuat. Sambungan jenis ini biasa digunakan untuk menyambung kabel berinti banyak atau kabel serabut. Sambungan ini adalah sambungan yang cukup ribet. Meskipun demikian, sambungan ini sangat bagus. Sambungan ini menghubungkan satu per satu kabel dari banyak kabel dengan cara sambungan bell hangers kemudian disatukan hingga rapi.
Sambungan kabel lainnya yang sering digunakan untuk kabel berinti tunggal maupun berinti banyak, dapat menggunakan connector cable, yang bentuknya seperti selongsong. Masing-masing ujung kabel dimasukkan ke dalamnya, kemudian connector dijepit (ditekan) dengan menggunakan tang skun (crimping pliers). Cara ini jauh lebih mudah, cepat, dan bagus dibandingkan beberapa cara sambungan lainnya. Selain itu, hasil sambungan kabel lebih simpel dan dapat dibungkus isolasi dengan mudah.
Jenis kabel serabut berukuran kecil (wayar) sebaiknya disambung dengan cara disolder. Kedua ujung kabel dapat dipuntir terlebih dahulu kemudian disatukan dengan cara disolder. Hasil sambungan dengan cara ini jauh lebih kuat karena kabel benar-benar menyatu dengan timah solder.
Sambungan ini biasa disebut dengan mata itik (lingkaran), dengan membentuk berupa lingkaran di ujung kabel, kemudian menyambung kedua kabel tersebut dengan menggunakan baut/sekrup pengikat. Cara membuat bulatan mata itik bisa menggunakan tang pembulat atau tang lancip. Ketika pemasangan, usahakan posisi penyimpanan sambungan ini searah dengan jarum jam. Alasannya, ketika baut diputarkan maka sambungan bulatan mata itik akan ikut mengencangkan pada posisi seperti itu.
Sambungan dengan menggunakan kabel skun (scun cable) hampir sama dengan sambungan mata itik (lingkaran), namun tidak perlu membentuk lingkaran. Dengan menggunakan skun kabel bulat dipasang pada kedua ujung kabel, kemudian menyambung kedua kabel tersebut dengan menggunakan baut/sekrup pengikat.
Sambungan dengan menggunakan joint sleeve ini biasa digunakan untuk menyambung kabel berukuran lebih besar. Sambungan ini dapat digunakan untuk kabel tembaga maupun aluminium, dengan bentuk sambungan yang lebih panjang dan caranya sama dengan menggunakan cable connector.
Analisislah mengenai teknik penyambungan kabel yang cocok untuk instalasi audio dengan getaran yang tinggi! Setelah itu, buatlah menjadi sebuah makalah mengenai langkah-langkah penyambungan kabel yang sudah disebutkan pada materi di atas!
Interkoneksi adalah keterhubungan antar-jaringan telekomunikasi dari penyelenggara jaringan telekomunikasi yang berbeda. Interkoneksi antaroperator telekomunikasi wajib dilaksanakan di Indonesia untuk memberikan jaminan kepada pengguna agar dapat mengakses jasa telekomunikasi. Jenis layanan interkoneksi terdiri atas layanan originasi, layanan transit, dan layanan terminasi. Setiap penyelenggara jaringan telekomunikasi (tetap lokal, bergerak seluler, atau bergerak satelit) wajib mencantumkan setiap jenis layanan interkoneksi yang disediakan dalam Dokumen Penawaran Interkoneksi (DPI). Interkoneksi antar-penyelenggara telekomunikasi diatur oleh Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika.
Berikut ini akan dibahas tentang interkoneksi yang berkaitan dengan audio video. Dalam hal ini, kabel interkoneksi audio video merupakan sebuah kabel yang digunakan untuk menghubungkan atau mengoneksikan dari satu alat ke alat yang lain baik digunakan untuk audio, video, maupun audio video. Seiring makin kritisnya analisis (knowledge) audiophile dan canggihnya peralatan elektronik yang dijual saat ini, tidak ada salahnya bagi Anda untuk mengenal kriteria kabel audio interkonek terbaik. Berikut ini berbagai jenis kabel interkoneksi dalam audio video.
Kabel audio interkonek adalah kabel yang paling umum ditemukan di pasaran. Kabel ini berfungsi sebagai penghantar sinyal audio analog. Cara termudah untuk mengenali kabel ini, yakni kabel terdiri atas sepasang kabel coaxial dengan konektor (jack) RCA berwarna merah dan putih. Untuk perangkat audio berkualitas tinggi, terkadang kabel audio ini menggunakan konektor (jack) XLR (balance). Konektor berwarna merah mewakili sinyal audio channel kanan, sedangkan yang berwarna putih untuk channel kiri.
Gambar 2.22 kabel interkonek
Definisi kabel subwoofer dapat memiliki beragam interpretasi yang berbeda-beda untuk kondisi yang berbeda. Misalnya, kabel subwoofer untuk subwoofer aktif sebuah home theater berbeda dengan kabel subwoofer pasif pada instalasi car audio. Untuk menghindari perbedaan persepsi, kabel subwoofer dapat dikelompokkan berdasarkan (1) subwoofer aktif atau (2) subwoofer pasif pada instalasi (1) home theater/home stereo, (2) car audio, dan (3) PA sistem.
Kabel subwoofer aktif pada instalasi home theater/home stereo adalah kabel yang berfungsi untuk menghantarkan sinyal audio dalam bentuk analog dari perangkat audio (umumnya output mono) menuju subwoofer aktif. Konektor output pada perangkat audio umumnya diberi kode warna hitam dan konektor input pada subwoofer berwarna merah-putih atau hitam-hitam.
Gambar 2.23 kabel subwoofer
Spesifikasi kabel subwoofer sama persis dengan kabel audio interkonek di atas. Perbedaan yang umum hanya pada konfigurasi konektor RCA, yaitu konektor yang terpasang di perangkat audio terdiri atas sebuah konektor RCA dan konektor yang dihubungkan ke subwoofer terdiri atas dua buah RCA. Sementara itu, kabel subwoofer pasif pada instalasi home theater/ home stereo biasanya berupa kabel speaker. Kabel subwoofer aktif untuk instalasi car audio biasanya berupa kabel interkonek audio biasa, sedangkan untuk subwoofer pasif biasanya berupa kabel speaker.
Kabel subwoofer aktif untuk instalasi sebuah PA-sistem umumnya adalah kabel audio analog coaxial berdiameter besar dengan konektor utikon. Sementara itu, kabel subwoofer pasif pada PA-sistem umumnya kabel speaker yang diterminasi konektor utikon.
Kabel audio multimedia adalah kabel yang berfungsi untuk menghantarkan sinyal audio dalam bentuk analogue dari perangkat multimedia seperti komputer, laptop, ipod, video camera, proyektor, dan lain-lain ke speaker aktif multimedia. Konektor output pada perangkat multimedia umumnya berupa konektor 1/4 stereo, 1/8 stereo, atau 1/16 stereo. Spesifikasi kabel audio multimedia persis sama dengan kabel audio interkonek di atas. Perbedaan yang umum hanya pada konfigurasi konektor, yaitu konektor yang terpasang di perangkat multimedia terdiri atas sebuah konektor 1/4 stereo, 1/8 stereo, atau 1/16 stereo dan konektor yang dihubungkan ke speaker aktif multimedia adalah sepasang konektor.
Gambar 2.24 Kabel multimedia
d. Kabel Audio Multichannel
Kabel audio multichannel adalah kabel audio interkonek yang memiliki fungsi untuk menghantarkan sinyal audio multichannel seperti audio 5 channel atau 7 channel. Kabel audio multichannel menghantarkan sinyal audio front channel kiri-kanal dan center dan surround channel kiri-kanan (dan back surround channel kiri-kanan). Kabel ini menghubungkan sinyal keluaran multichannel dari DVD player, Blu-Ray player, AV receiver ke konektor input amplifier multichannel. Kabel ini dapat diganti dengan kabel audio interkonek biasa dan untuk perangkat tertentu dapat menggunakan konektor XLR.
Gambar 2.25 Kabel Multichannel
Kabel phono adalah kabel yang berfungsi untuk menghantarkan sinyal audio keluaran dari turntable (pemutar piringan hitam) ke phono stage amplifier. Konektor yang terpasang ke turntable umumnya berupa konektor RCA atau DIN. Sementara itu, konektor yang dihubungkan ke phono stage biasanya berupa konektor RCA. Kabel ini juga dilengkapi kabel-kabel massa (drain cable) yang berfungsi untuk mengurangi gangguan hum yang umumnya terjadi. Sinyal audio keluaran dari piringan hitam umumnya sangat lemah. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan kualitas hantaran sinyal audio yang baik maka diperlukan kabel dengan loss yang kecil, kapasitans yang kecil, serta pelindung gangguan yang baik.
Gambar 2.26 Kabel Phono
Kabel mikrofon adalah kabel yang berfungsi untuk menghantarkan sinyal audio keluaran dari mikrofon ke mikrofon pre-amp, mixer, atau karaoke amplifier. Geometri kabel mikrofon umumnya berupa kabel coaxial dengan dua buah kabel internal yang dikelilingi oleh kabel serabut dengan konektor XLR. Sinyal audio dari mikrofon umumnya sangat lemah sehingga untuk mendapatkan kualitas hantaran sinyal audio yang baik sehingga diperlukan kabel dengan loss yang kecil, kapasitans yang kecil, serta pelindung gangguan yang baik.
Gambar 2.27 Kabel Microphone
Kabel gitar listrik adalah kabel yang berfungsi untuk menghantarkan sinyal audio keluaran dari gitar listrik ke prosesor gitar, amplifier gitar, atau mixer. Geometri kabel gitar listrik umumnya berupa kabel coaxial dengan konektor 1/4 mono. Sinyal audio dari gitar listrik umumnya sangat lemah sehingga untuk mendapatkan kualitas hantaran sinyal audio yang baik maka diperlukan kabel dengan loss yang kecil, kapasitans yang kecil, serta pelindung gangguan yang baik.
Gambar 2.28 Kabel Gitar Listrik
Kabel video komposit adalah koneksi kabel video standar yang mampu menghantarkan sinyal video dengan resolusi maksimal 330 lines (garis). Cara mengenali kabel ini adalah kabel coaxial tunggal dengan konektor (jek) RCA berwarna kuning (kadang-kadang dijual bersama kabel audio stereo). Pemakaian kabel yang panjang sangat disarankan untuk menggunakan kabel video komposit dengan impedansi 75 ohm. Apabila perangkat Anda sudah memiliki teknologi yang lebih maju, sebaiknya tidak menggunakan kabel ini – gunakanlah komponen video atau HDMI untuk hasil yang maksimal.
Kabel S-Video dapat menghantar gambar visual dengan resolusi sampai dengan 400 lines (garis). Kabel S-video membagi sinyal visual menjadi dua komponen warna, yaitu c dan y. Kabel ini memberikan tampilan gambar lebih baik dibandingkan dengan kabel komposit. Cara mengenali kabel ini adalah kabel tunggal dengan konektor s-video 4 pin atau 9 pin.
Kabel HDMI (high-definition multimedia interface) menghantarkan sinyal digital audio serta video tanpa kompresi. Pada kabel HDMI juga diterapkan teknologi anti-pembajakan HDCP (high-bandwidth digital content protection). Saat ini, kabel HDMI telah dirilis versi 1.3b yang memiliki kemampuan hantaran sinyal audio video dengan bandwidth lebih baik dari versi-versi sebelum. Kabel ini mampu menjalankan aplikasi teknologi terkini seperti menghantarkan data Dolby TrueHD dan DTSHD yang terdapat pada Blu-Ray player atau HD DVD player.
Kabel Cat5/6 - Kabel Category 5, 5e, and 6 adalah kabel data kecepatan tinggi yang biasa digunakan untuk koneksi internet kecepatan tinggi serta jaringan network rumah. Cat 5 memiliki daya hantar sampai dengan bandwidth 100 MHz/100 Mbps. Cat 6 memiliki daya hantar 200 MHz dan direkomendasikan untuk Ethernet Gigabit (1,000 Mbps). Sementara itu, Cat 5e adalah versi enhanced dari Cat 5. Cara mengenali kabel ini adalah kabel dengan konektor (jack) ethernet RJ-45.
Konektor XLR sering digunakan sebagai colokan untuk kabel mic dan colokan pada mixer untuk tempat mic.
Gambar di atas biasanya dapat dilihat pada mic dan pada mixer. Sebenarnya, konektor XLR tidak hanya 3 pin saja, tetapi ada yang 4 pin, 5 pin, dan sebagainya. Namun, secara umum yang sering digunakan adalah konektor 3 pin. Setiap pin pasti ada number-nya, coba perhatikan konektor XLR Anda yang FEMALE, pasti ada number-nya. Berikut ini merupakan penjelasan number dari konektor XLR (3 pin).
Pin 1 = ground = shield
Pin 2 = +ve = (bisa digunakan sebagai left/right)
Pin 3 = -ve = (bisa digunakan sebagai left/right)
Konektor ini biasanya disebut sebagai “Jack’ saja. Mulai dari jack mixer sampai jack kecil earphone yang sering ditancapkan di hp. Jack ini tergantung ukuran. Konektor 6.5 mm jack yang sering ditancapkan di mixer disebut juga dengan 1/4" jack (baca seperempat inci). Untuk konektor 2.5 mm biasanya ditancapkan di handphone sebagai konektor ke earphone/headphone. Jack ini pun ada yang mono dan ada juga yang stereo.
MENGOMUNIKASIKAN
Dari analisis Anda mengenai teknik penyambungan kabel untuk audio video, paparkan hasilnya di depan kelas agar ditanggapi oleh teman Anda melalui kegiatan tanya jawab! Apabila mengalami kesulitan, mintalah bimbingan dari guru