Apersepsi Perawatan dan Perbaikan Peralatan Audio dan Video Kelas XIl Coba perhatikan isi dalam rumahmu! Pasti ada berbagai macam peralatan elektronik. Semua peralatan tersebut digunakan sekian lama sesuai dengan fungsinva masing-masing dan pastinya sesuatu yang dipakai akan mengalami penurunan kualitas kinerjanya. Peralatan elektronik yang digunakan sekian lama suatu saat akan mengalami kerusakan.
Gambar 1.1 Pelacakan kerusakan peralatan elektronik
Untuk menanganinya diperlukan upaya perawatan dan perbaikan. Bagaimana cara melakukan perawatan dan perbaikan berbagai macam peralatan elektronik tersebut? Bisa diuraikan kegiatan tersebut berkaitan dengan metode pencarian kerusakan, perbaikan, perawatan, teknik pengujian dan pengukuran. Selengkapnya pelajarilah dalam bab ini dengan cermat!
Ayo Pahami
A. Konsep Dasar Perawatan dan Perbaikan
Perawatan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan sistematis terhadap peralatan hingga mencapai hasil/kondisi yang dapat diterima dan diinginkan. Dari pengertian di atas jelas bahwa kegiatan perawatan itu adalah kegiatan yang terprogram mengikuti cara tertentu untuk mendapatkan hasil/kondisi yang disepakati. Perawatan hendaknya merupakan usaha atau kegiatan yang dilakukan secara rutin atau terus menerus agar peralatan atau sistem selalu dalam keadaan siap pakai. Kegiatan perawatan dapat dibedakan menjadi dua bagian besar yaitu: Perawatan berencana dan Perawatan darurat.
1. Tujuan Perawatan Tujuan perawatan antara lain:
a. Untuk memperpanjang usia pakai peralatan
b. Untuk menjamin daya guna dan hasil guna
c. Untuk menjamin kesiapan operasi atau siap pakainya peralatan
d. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan
Info Beberapa istilah tentang perawatan, antara lain: a. Perawatan pencegahan (preventive) Perawatan yang dilakukan terhadap peralatan untuk mencegah terjadinya kerusakan. b. Perawatan dengan cara perbaikan (corrective) Perawatan yang dilakukan dengan cara memperbaiki dari peralatan (mengganti, menyetel) untuk memenuhi kondisi stAndard peralatan tersebut. c. Perawatan jalan (running) Perawatan yang dilakukan selama peralatan itu digunakan Sumber: htps:/sikil-ravapen.blogspot.com
2. Jenis - Jenis Perawatan Peralatan
Dalam prakteknya perawatan peralatan dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu praperawatan dan perawatan pencegahan.
a. Perawatan sebelum dioperasikan (pra-perawatan)
Perawatan peralatan sebelum dioperasikan bertujuan untuk menjamin peralatan agar dapat beroperasi dengan efektif. Untuk memudahkan pengecekan maka dibuat rencana perawatannya. Perawatannya dapat berupa jadwal pembersihan. penggantian pelumasan dan uji coba peralatan tanpa beban. Peralatan yang baru dihidupkan hendaknya tidak langsung dibebani. Peralatan dibiarkan hidup beberapa menit, sementara itu diadakan pengecekan pada bagian-bagian tertentu. Apabila tidak ada kelanan. barulah peralatan dapat dibebani sedikit demi sedikit sampai pada beban yang diharapkan.
b. Perawatan Pencegahan
Telah disebutkan di depan bahwa perawatan pencegahan bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih serius. Tentu saja tidak semata- mata mencegah. Terjadinya kerusakan, tetapi perawatan pencegahan ini justru merupakan kegiatan rutin dalam pelaksanaan perawatan agar peralatan senantiasa siap pakai. Perawatan pencegahan ini meliputi:
1) Perawatan harian
Maksudnya ialah kegiatan perawatan yang dilaksanakan setiap atau selama peralatan dioperasikan. Kegiatan ini umumnya diiaksanakan oleh pemakai peralatan Macam-macam kegiatan perawatan harian:
a) Selama peralatan bekerja maka pemakai harus selalu memeriksa atau mengganti situasi kerjanya, bahkan scjak peralatan mulai bekerja. Cara memeriksa atau mengamati yaitu dengan cara: Lihat, maksudnya cara kerja peralatan diperhatikan, barangkali ada sesuatu yang kelihatan tidak semestinya. Rasa, maksudnya selama mesin bekerja perlu dirasakan barangkali ada getaran, suhu meningkat, bau yang aneh dan sebagainya. Dengar, maksudnya cara kerja peralatan didengarkan barangkali ada suara-suara asing yang menAndakan kelainan.
b) Pencegahan beban lebih. Setiap peralatan yang dioperasikan harus dijaga agar beban tidak melebihi kapasitas/kemampuan yang termasuk beban lebih. Misalnya: Putaran peralatan terlalu tingg., muatan terlalu berat, suhu terlalu tinggi, dan sebagainya
c) Pelumasan semua peralatan yang berputar atau bergerak bergesekan perlu diberi pelumas. Pelumasan ini berfungsi untuk mengurangi gesekan, mencegah keausan dan berfungsi mendinginkan.
Untuk Perawatan dan Perbaikan Peralatan Audio dan Video Kelas XIH pelumasan perlu dipilih bahan pelumas yang cocok dengan komponen yang dilumasi.
d) Pendinginan. Umumnya peralatan yang bekerja pada suhu tinggi dan bergerak memerlukan pendinginan, dengan pendinginan berarti tsuhu terkendali hingga laju kerusakan terkendali pula.
e) Pencegahan Korosi. Pada umumnya peralatan yang bagiar bagiannya terbuat dari logam atau baja ada kecenderungan berkarat (korosi). Proses korosi akan terjadi bila logam bereaksi dengan oksigen, air atau bermacam-macam asam. Korosi sangat merugikan karena cepat merusak peralatan. Oleh sebab itu korosi harus dicegah. Pencegahan korosi dapat dilakukan dengan cara: Kebersihan, yaitu menjaga peralatan tetap bersih selalu dibersihkan sehabis dipakai. Melindungi logam agar tidak terkena zat-zat penyebab korosi antara lain dengan mengolesi oli, mengecat, melapisi dengan anti karat.
2) Perawatan Berkala
Maksudnya ialah perawatan yang dilaksanakan secara berkala sesuai dengan jadwal yang diprogramkan. Macam-macam kegiatan perawatan berkala antara lain:
a) Pemeriksaan secara periodik Maksudnya ialah memeriksa peralatan terhadap bagian bagiannya untuk diadakan perawatan pencegahan. Pemeriksaan dapat dilakukan bulan, 6 bulanan atau tahunan.
b) Penyetelan bagian-bagian/komponen Selama peralatan beroperasi, dimungkinkan komponen komponen berubah posisi karena adanya getaran, perubahan suhu, keausan dan sebagainya, sehingga baut-baut kendor atau posisi komponen bergeser. Untuk itu alat perlu disetel kembali agar kembali seperti semula.
c) Penggantian komponen Dari hasil inspeksi, mungkin ditemukan ada komponen komponen yang perlu diganti karena aus, patah atau bengkok hingga tak dapat berfungsi dengan baik. Untuk itu perlu penggantian komponen. Pelaksanakan perawatan berkala ini harus dikerjakan berdasarkan petunjuk perawatan.
3. Alat atau Bahan Keperluan Perawatan dan Perbaikan
Jenis maupun jumlah alat atau bahan yang diperlukan untuk kegiatan perawatan dan perbaikan sangat tergantung pada jenis peralatan yang memerlukan perawatan dan perbaikan. Misalnya diperlukan sejumlah kunci pas atau ring dari bermacam-macam ukuran, atau obeng dari bermacam jenis dan ukuran atau pelumas dari jenis tertentuJenis alat-alat untuk keperluan perawatan dan perbaikan peralatan rumah tangga antara lain: Alat-alat tangan seperti: palu plastik, tang, obeng, kunci pas, kunci ring, pisau, solder, kwas dan sebagainya Alat-alat ukur dan tester seperti multimeter., megger, tang amper, tespen dan lainnya-lainnya. Power supply ACDC untuk pengetesan. Sedangkan bahan-bahan keperluan perawatan dan perbaikan antara lain: Bahan pembersih seperti: detergen, kerosin, tinner, alkohol, dan sebagainya. Bahan pelumas seperti: oli dan grease (gemuk). Bahan pencegah korosi seperti: lak atau cat. Bahan suku cadang, mulai dari peralatan penunjang sampai dengan suku cadang peralatan utama seperti: mur, baut, self-tapping, selongsong asbes, kabel, sekering dan sebagainya.
4. Diagnosis Gangguan
Yang dimaksud dengan diagnosis untuk mencari kerusakan ialah menganalisis peralatan yang dalam keadaan rusak atau pun mengalami gangguan agar diketahui bagian yang mengalami kerusakan dan apa penyebabnya. Keahlian dan pengalaman mendiagnosis, memungkinkan dapat diketemukannya kesalahan atau kerusakan dengan cepat dan tepat. Agar hasil diagnosis dan pencarian kesalahan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan tepat maka Anda harus tahu seluk-beluk peralatan yang akan diperbaiki tersebut. Hal yang perlu diketahui antara lain:
a. Cara kerja peralatan
b. Petunjuk pengoperasian peralatan (operation manual)
c. Petunjuk perawatan (maintenance manual)
Langkah-langkah mendiagnosis gangguan pada peralatan:
a. Periksa peralatan secara fisik
b. Periksa rangkaian atau hubungan kelistrikan mulai dari sumber masukan sampai ke bagian yang memungkinkan untuk diperiksa
c. Periksa komponen-komponen mekanik yang bergerak secara teliti
d. Hidupkan peralatan secara berurutan sesuai dengan langkah kerjanya
e. Perhatikan dan catat setiap kelainan dari peralatan
f. Lihat catatan dari data peralatan tentang kerusakan dan langkah perbaikan yang pernah dilakukan (bila ada)
g. Analisis dan tentukan langkah perbaikannya agar tepat
B. Metode-Metode Pelacakan Kerusakan, Perbaikan, dan Perawatan Macam Macam Peralatan Elektronik
Kalian tahu bahwa banyak teknik pencarian kerusakan dapat diterapkan dalam bidang elektronika. Teknik tersebut antara seperti pengujian komponen, pemeriksaan input output tiap blok. Metode lain yang bisa dipakai yaitu bisa dilakukan sendiri dengan memeriksa input dan output dari tiap blok fungsi. Bila diminta memilih metode manakah yang baik? Hal itu tergantung pada jenis kerusakan sistem yang sedang diamati. Yang penting untuk diperhatikan adalah menentukan cara agar pencarian kerusakan bisa dilakukan secara efisien (cepat dan tepat).
1. Pemilihan metode pelacakan kerusakan
Metode yang dipilih untuk mencari kerusakan akan dapat menentukan efisiensi kerja. Anda harus berusaha mencari sebanyak mungkin kerusakan atau ketidak beresan itu sendiri. Untuk menghemat waktu, ada baiknya bila kita menanyakan kepada orang yang mengetahui adanya gangguan pada alat tersebut. Di bawah ini ditampilkan beberapa pertanyaan pemandu dalam mendiagnosis suatu kerusakan seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini.
1. Apakah yang sebenarnya salah?
2. Bagaimana ciri fisik rusaknya?
3. Apakah selalu terjadi demikian?
4. Jika memang benar, pada kondisi bagaimana?
5. Adakah penyalahgunaan? Seperti: getaran, goncangan, panas.
6. Apakah kerusakkan terjadi secara tiba-tiba atau berangsur-angsur?
7 Apakah kerusakkan terjadi selama pengoperasian perlengkapan?
8. Apakah kerusakkan terlihat mempengaruhi fungsi yang lain?
9. Adakah keterangan-keterangan tambahan?
10. Adakah orang yang telah mencoba memperbaikinya?
Ada beberapa teknik yang bisa digunakan dalam proses pelacakan kerusakan (trouble shooting) yang akan memberikan efisiensi dan ketepatan yang baik.
a. Symptom-function: untuk mengisolir kerusakan pada bagian tertentu.
b. Signal-tracing: untuk menemukan blok tertentu penyebab kegagalan pemakaian.
c. Metode tegangan dan hambatan untuk mengisolasi kerusakan komponen atau daerah rangkaian tertentu.
d. Metode Half-splitting: untuk rangkaian dengan blok-blok tersusun seri.
e. Metode Pemutusan Lup (loop): untuk sistem lup tertutup pada industri industri.
f. Metode substitusi: mencoba menyolderkan komponen yang sama pada bagian yang rusak. Berikut ini akan dipaparkan tentang kapan dan cara menggunakan teknik troubleshooting yang paling sesuai dari pendekatan di atas:
a. Kapan dan Bagaimana Menggunakan Teknik Symptom-Function.
Symptom-function (fungsi gejala) sudah digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh, saat kita menyalakan lampu belajar dan tidak menyala (gejalanya) maka yang diperiksa (fiungsinya) adalah:
1) Kabel powernya terhubung atau terputus
2) Lampunya mati atau hidup
3) Jika lampu masih tidak menyala mungkin saklarnya tidak bekerja dengan baik dan seterusnya.
Dengan melihat gejala kerusakannya, dapat diperkirakan jenis dan letak kerusakan alat tersebut. Den gan mengetahui prinsip kerja alat dan berdasarkan pengamatan kerja alat maka dimungkinkan diketahui kerusakannya, tanpa menggunakan alat ukur dan tanpa melaakukan pengukuran.
Contoh gambar multimasukan satu keluaran
Pada gambar di atas. ditunjukkan sejumlah masukan yang berbeda satu keluaran (konvergensi). Contohnya: sistem audio vide0 lengkap. Tentu saja Anda dapat mengisolasi kerusakan secara efektif, bila Anda tahu masukan mana yang tidak menunjukkan adanya gejala keluaran.
Satu masukan tiga keluaran
Gambar di atas menunjukkan prinsip kerja alat dengan satu masukan dan mempunyai beberapa keluaran yang berbeda (divergensi). Contohnya: TV berwarna. Di sini Anda juga dapat mengisolasi kerusakan secara efektif dengan mengamati keluaran mana yang bekerja dan yang tidak bekerja.
b. Kapan dan Bagaimana Menggunakan Teknik Signal-Tracing.
Gambar di bawah menggambarkan prinsip dari sinyal-tracking pada suatu penguat sederhana. Generator sinyal dengan hambatan dalam RG memberikan sinyal input pada penguat, dan dapat dilihat apakah penguat akan menguatkan sinyal DC, audio, video atau IF. Amplitudo dari sinyal input yang terukur pada Vi ketika diukur pada impedansi input R1. Output dari penguat terukur oleh Vo ketika diukur pada beban resistor RL
Dengan membandingkan pembacaan Vi dan Vo, kita dapat menentukan penguatannya. Metode ini disebut juga Metode Input-Output Metode Output-Input. Dengan merubah amplitudo keluaran dari generator sinyal. kita dapat melihat apakah penguat linear di daerah sinyal input. Dengan variasi impedansi beban RL, kita dapat melihat apakah penguatan linear terhadap perubahan beban.
Dengan merubah frekuensi generator sinyal, kita dapat menentukan respon frekuensi dari penguat. Dengan pengaturan yang sederhana ini, karakteristik yang penting dari penguat dapat diukur dengan sistem signal tracing, pada amplitudo dan frekuensi, dari input ke output penguat. Pada beberapa peralatan elektronik, pemberian sinyal dari luar ini tidak selalu diperlukan. terutama bila sinyal yang seharusnya ada pada peralatan tersebut dapat dengan mudah diketahui. Metode ini d1scbut dengan metode signal tracing pasif. Misalnya: memeriksa sebuah catu daya seperti gambar berikut ini:
Tegangan jala-jala diukur dengan voltmneter AC pada stop kontak dinding. pada sekering, dan pada saklar. Bila ada tegangan AC 220 V pada ujung primer transformator. maka dapat dipastikan, bahwa plug, kabel, sekering dan saklar dalam kondisi baik. Sinyal AC pada sekunder trafo dapat diukur pada masing-masing sisi (sekunder trafo ada CT) terhadap ground. Bila ada tegangan pada sekunder trafo yang besarnya sesuai, maka dapat dipastikan bahwa trafo dalam keadaan baik. Selanjutnya gunakan saklar meter pada skala DC. Ukur tegangan pada C1 dan pada C2. Bila tidak ada tegangan DC pada Cl maupun C2 berarti kapasitor tersebut terhubung singkat. Bila lilitan L terbuka, maka banya ada tegangan DC pada Cl, tetapi tak ada pada C2. Bila CI dan C2 terbuka (putus), atau bila penyearah CRI dan CR2 terbuka, atau keduanya terhubung-singkat, maka tegangan DC yang terukur tidak benar. Dalam kondisi seperti itu, perlu dilakukan pengukuran resistansi untuk memastikan komponen yang rusak. Cara kedua merupakan kebalikan dari cara pertama, yakni dimulai dari pengukuran tegangan DC pada kapasitor C2, dilanjutkan dengan pengukuran tegangan DC pada kapasitor C1. Hasilnya sama saja karena pengukuran hanya menggunakan voltmeter saja.
Contoh berikut ini sebuah radio FM yang blok diagramnya ditunjukkan pada gambar di atas tidak bekerja. Pemeriksaan catu daya dan tegangan pada kondisi statis rangkaian telah dilakukan. Kerusakan ada di daerah antara antena dan penguat audio. Pada metode pasif. sinyal normal dianggap telah ada atau diketahui. Akan tetapi, karena antena dan tuning (yang dianggap dapat memberikan sinyal normal ke sistem) berada di dalam sistem itu sendiri, maka harus diberikan sinyal dari luar sebagai sinyal normal dan menggunakan speaker sebagai indikator sinyal. Cara ini disebut metode signal-tracing aktif atau injeksi sinal.
CARA PERTAMA
1) Generator sinyal dihubungkan ke tuner RF. dan antena dilepas: generator sinyal dan tuner diatur pada frekuensi yang sama. Bila tidak terdengar sesuatu apapun di loudspeaker, pindahkan generator sinyal pada titik A. ubah frekuensi sinyal generator pada frekuensi 10.7 MHz (Standar untuk radio FM). Bila sekarang terdengar suara (tone dari sinyal generator), ini berarti kerusakan ada pada bagian RF tuner.
2) Bila tidak terdengar sesuatu, pindahkan sinyal generator pada keluaran penguat tengah (IF amplifier), yakni pada titik B. Pada titik ini. amplitudo sinyal generator harus dinaikkan untuk mengompensasi penguatan dari penguat tengah.
3) Di titik C, sinyal normal berupa sinyal audio. Karena itu, sinyal generator yang dimasukkan melalui titik ini harus pada frekuensi audio.
4) Pada titik D sinyal generator seharusnya cukup kuat untuk menggerakkan loudspeaker. Loudspeaker dapat diuji dengan memeriksa tegangan pada driver anplifier dan menguranginya sesaat dengan resistor yang sesuai antara tegangan dan ground. Hal ini harus menghasilkan suara klik pada loudspeaker
CARA KEDUA
1) Pemeriksaan dilakukan dari spcaker menuju ke tuner. Untuk menentukan apakah menggunakan cara pertama atau kedua dapat dilakukan pemeriksaan awal. Misalnya, dengan menghubungsingkatkan masukan penguat audio dengan ground, dengan menggunakan obeng atau ujung klip. Hal ini harus menghasilkan bunyi klik pada loudspeaker bila loudspeaker dan penguat audio bekerja dengan baik.
2) Bila tidak terdengar suara. maka cara kedua merupakan pilihan terbaik. karena kerusakan pasti ada di antara loudspeaker dan penguat audio.
3) Bila terdengar bunyi klik, Anda nmasih dapat meneruskan pemeriksaan dengan cara kedua mulai titik C, atau dengan cara pertama, karena keduanya mempunyai peluang kecepatan pemeriksaan yang sama.
KESIMPULAN
Metode signal-tracing memnerlukan sinyal masukan pada daerah yang dicurigai dan dapat diukur keluarannya dengan teliti. Signal-tracing selalu memerlukan sedikitnya satu peralatan test dan pada umumnya dua.
C. METODE TEGANGAN DAN HAMBATAN
Pada umumnya pengukuran tegangan dan resistansi dilakukan untuk memeriksa jaringan atau komponen yang dicurigai rusak. Pengukuran tegangan memerlukan peralatan dengan kondisi ON, sedangkan pengukuran resistansi dilakukan pada saat peralatan dalam kondisi OFF. Biasanya diagram rangkaian dan lembar data menunjukkan tegangan yang diperlukan untuk kondisi operasi normal pada titik tes tertentu. Dengan melakukan pengukuran seperti itu, biasanya lokasi kerusakan pada jaringan dan komponen dapat diketahui. Pengukuran resistansi merupakan satu metode yang sangat bermanfaat untuk memeriksa komponen elektronika. Suatu pengukuran resistansi sederhana dapat digunakan untuk meyakinkan kesinambungan pengawatan, pendekatan nilai yang benar dari transformator, induktor. lilitan sebagaimana pendekatan nilai pada kapasitor ukuran besar. Mayoritas resistor digunakan pada peralatan elektronik adalah tipe komposit karbon dan resistor tersebut cenderung untuk berubah nilamya karena usia dan panas. Bila ini sering terjadi mungkin pengukuran tahanan resistor atau komponen lain pada rangkaian, Anda harus memastikan pemeriksaannya berdasarkan gambar rangkaian. Impedansi paralel tidak memberikan suatu pengukuran yang salah, ketika suatu resistor bertambah besar hambatannya yang tentunya relatif sederhana untuk menentukan ini. Teknik Tegangan dan Hambatan sering digunakan dimanapun setelah teknik symptom-function menunjuk pada rangkaian atau komponen tertentu sebagai sumber kerusakan, atau ketika suatu teknik signal tracing telah melokalisir suatu kerusakan dengan cara ini.
KESIMPULAN: Metode Tegangan dan Hambatan digunakan untuk menunjukkan dengan tepat suatu komponen atau kerusakan rangkaian dan pada umumnya memerlukan data perusahaan untuk nilai-nilai komponen dan tegangan.
d. Metode Half- Spliting (Pemisahan Bagian Tengah)
Metode ini cocok digunakan untuk rangkaian dengan blok-blok seri (memanjang). Dengan metode ini pencarian kerusakan akan menjadi sangat cepat. Misalnya: rangkaian generator fungsi, pemancar atau penerima radio. Langkahnya: dimulai dari bagian tengah sistem, dan berturut-turut pada setiap bagian tengah dari setengah bagian sistem yang telah dipisah sampai ditemukan kerusakannya. Contohnya: rangkaian dengan blok-blok sebagai berikut:
I) Cek keluaran blok 4, jika bekerja baik, berarti blok l sampai dengan 4 tak ada masalah.
Empat blok pertama tak masalah. Jika tak bekerja, maka cek keluaran blok 2 (tengah-tengah blok I - 4), jika bagus berarti cck keluaran blok 3 dan bagus berarti blok 4 rusak.
2) Cek keluaran blok 8, jika bekerja baik. berarti blok 5 sampai dengan blok 8 tak ada masalah.
Empat blok terakhir tak ada masalah jika tak bekerja, maka cek keluaran blok 6 (tengah-tengah blok I - 4), jika bagus berarti cek keluaran blok 7 dan bagus berarti blok 8 rusak.
e. Metode pemutusan LOOP (lup)
Sistem atau subsistem elektronik dengan umpan-balik sangat sulit dilacak kerusakannya tanpa memutus loop. Tegangan DC yang sesuai atau sinyal harus diinjeksikan pada titik, tempat loop diputus. Tegangan dan sinyal yang melalui rangkaian seharusnya dapat digunakan untuk memonitor kesalahan. 7 Tegangan atau sinyal yang dinjeksikan dapat diubah untuk melihat perubahan respon rangkaian dari keadaan normal. Biasanya loop diputus pada titik tempat sinyal dengan daya kecil sehingga dapat diinjeksikan dengan baik. Teknik ini dapat digunakan misalnya pada sebuah PLL (phase lock loop). seperti gambar berikut.
Catu daya dan keluaran osilator referensi seharusnya diperiksa dahulu sebelum loop diputuskan. Dalam hal ini keluaran seharusnya tidak normal atau tidak stabil atau hilang. sehingga Anda dapat memastikan, bahwa VCO tidak bagus. Selanjutnya dapat Anda lakukan pemutusan loop pada titik yang sesuai. Jadi pemutusan loop disini belum tentu bagian umpan baliknya, tapi dicari di daerah sinyal kecil yang mudah di suntik dengan peralatan yang ada .
f. Metode Substitusi
Dalam metode ini biasanya diperlukan penyolderan atau penggantian komponen sebagai tahap akhir dari proses pelacakan kerusakan. Ada dua tahap pokok dalam metode substitusi yang harus dilakukan, yakni gunakan komponen pengganti yang benar dan hubungkan secara benar pada rangkaian. Sebelum melakukan penggantian, disarankan untuk melakukan pemeriksaan dengan metode lain, seperti yang telah diuraikan sebelumnya, sehingga yakin komponen mana yang mengalami kerusakan. 15 Lakukan pengukuran tegangan untuk meyakinkan apakah tegangan yang seharusnya ada memang benar-benar ada. Pemeriksaan tegangan yang dilakukan pada komponen gabungan resistor dan kapasitor, akan dapat menunjukkan apakah keduanya rusak atau hanya salah satu saja. Dalam praktek, biasanya Anda sangat sulit mencari pengganti komponen berupa IC, transistor dan dioda yang sama persis dengan komponen yang diganti. Untuk mengatasi hal ini, Anda perlu mencari data ekuivalen tipe IC, transistor atau dioda pada buku petunjuk semikonduktor. Bila komponen yang diganti mempunyai tipe khusus. misalnya transformator, coil deflection yoke, dan komponen khusus lain. maka perlu sesuai (tak ada dicari komponen pengganti yang benar-benar ekuivalennya).
2. Analisis Problem Solving Metode yang telah diuraikan d1 atas sangat cocok untuk melokalisasi kerusakan yang bersifat spesitik. hubung-singkat, terputus atau kerusakan komponen. Akan tetapi, bila Anda menghadapi sistem elekronik yang kompleks atau kerusakan yang berulang, cara tersebut di atas belum cukup. Anda perlu cara atau metode yang lebilh canggih lagi sebagai berikut:
Dua metode pertama dapat dipakai untuk semua tipe sistem; tiga metod terakhir itu terbatas untuk sistem digital dan dapat dipakai khusus untul. macam-macam komputer digital.
A. analisa kegagalan
Metode analisis kegagalan digunakan ketika kegagalan berulang pada suatu rangkaian dan menekankan pada penyebab kerusakan dari pada kerusakan komponen / perangkat itu sendiri. Tiga langkah pentingnva adalah:
Contoh yang paling sederhana adalah rangkaian dasar regulator DC seperti ditunjukkan pada gambar di bawah, yang terdiri dari sebuah transistor daya Q1 sebagai pengontrol arus DC. Q1 selalu mengalami kerusakan setelah diganti dua kali. Bagaimana harus menyelidiki dan bagaimana komponen tersebut selalu rusak?
contoh analisis pada regulator DC
Untuk transistor daya, kegagalan seringkali disebabkan oleh arus yang berlebih, dan panas yang bertambah. Arus berlebih, terjadi karena hubung singkat atau kelebihan beban pada output DC regulasi. Kombinasi dari R2 dan dioda D akan meng-cutoff-kan Q2 dan juga Ql sehingga tegangan DC regulasi akan menuju level bawah. Jadi arus lebih karena kelebihan beban sangat kecil kemungkinannya. 17 Melakukan pengukuran arus melalui Q1, temperatur pendingin Q1, serta nilai resistansi setiap resistor. Secara cepat analisis akan dapat menunjukkan bahwa ripel tegangan AC yang ada pada DC mungkin merupakan salah satu factor penyebab beban lebih Q1. Singkatnya, dalam menganalisis kerusakan pada regulator DC seperti gambar tersebut di atas harus dipertimbangkan semua aspek rangkaian karakteristik Ql dan Q2 untuk mencari penyebab kerusakan yang sering terjadi pada Q1.
b. Analisis Sinyal
Metode analisis sinyal dapat membantu dalam membuat analisis, bila sinyal yang Anda amati dapat memberikan petunjuk tentang lokasi kerusakan. Metode ini biasanya memerlukan sebuah osiloskop memori. atau peralatan lain yang dapat menvisualisasikan sinyal. Contohnya pada pengujian perekam kaset video (VCR). Pada pesawat video rumah. mungkin akan sulit ditentukan bagian yang tidak benar kerjanya bila hasil rekaman tidak berwarna. Kemungkinan penyebabnya adalah:
1) Transmisi dari studio rusak.
2) Alat perekam yang rusak sehingga tidak dapat merekam gambar dengan sempurna.
3) Ataukah kerusakan pesawat terletak pada penerima TV kita . Bila pesawat penerima TV bekerja dengan baik, maka dapat direkam sinyal tes dari masukan video perekam, dan menampilkannya bersama sama dengan keluaran video perekam. Dapat dianalisis perbedaan Sinyal masukan dan keluaran bila perekam itu sendiri bekerja dengan baik. Sinyal tes terekam akan dapat memberikan petunjuk seberapa jauh kerusakan VCR.
c. Analisis Logika
Analisis logika terbatas untuk rangkaian digital dan dapat menangani analisis dari yang paling sederhana, pengujian bit per bit untuk Test- Word dan dengan menggunakan peralatan otomatis penganalisis logika. Metoda ini menggunakan sinyal digital satu dan nol, untuk menentukan fungsi logika yang mengalami kerusakan. Gambar berikut menunjukkan contoh apa yang dapat dilakukan dengan analisis logika.
Register 8 bit - gambar di atas - data masukannya dapat dimasukkan secara seri maupun parallel. Keluarannya selalu paralel. Gambar b menunjukkan test word masukan dan hasilnya. Test word tersebut dapat dimasukkan secara seri atau paralel. Pada test word A LSB-nya nol, test word A tampak benar, baik dimasukkan secara seri maupun paralel. Padd test-word B. yang mempunyai LSB 1, tampak ada kesalahan pada LSB keluarannya. bila data masukan dimasukkan secara paralel. Namun hasilnya akan benar bila data masukan dimasukkan secara seri. Test-word C yang semua terdiri dari logic l, tampak benar keluarannya, bila data masukan dimasukkan secara seri. Sedangkan bila data masukan dimasukkan secara paralel, maka data keluarannya akan tampak salah (lihat LSB-nya). Melalui analisis logika di atas, Anda dapat mengatakan secara umum, bahwa kerusakan terjadi pada rangkaian gerbang masukan parallel, di bagian LSB. Sebuah logika nol yang salah dapat terjadi bila data dimasukkan ke register 8 bit. Jadi IC 8 bit register ini rusak bagian LSB, kalau bagian LSB ini merupakan IC sendiri malahan dapat diganti bagian LSB saja.
d. Diagnosis Rutin
Diagnosis rutin adalah bagian program tes diri komputer dan dapat dipanggil untuk membuat pemeriksaan secara cepat pada bagian sistem komputer. Harus diketahui bagian atau peripheral yang harus dites agar dapat dipilih diagnosis rutin yang tepat. Diagnosis rutin juga dapat mengetahui bagian dasar dari sistem komputer yang mengalami gangguan. Diagnosis rutin hanya dapat dibuat pada sistem yang minimum mempunyai sebuah mikroprosesor yang dapat diprogram. Semua bagian yang terhubung dengan bus eksternal adalah peripheral, sedangkan bus eksternal itu sendiri adalah berupa saluran parallel yang berasal dari input-output atau /O yang dihubungkan ke setiap peripheral. Bus ini membawa informasi dari CPU ke peripheral atau sebaliknya. Pada contoh kali ini akan dibahas kerusakan CD-ROM yang paling sering dijumpai, yaitu CD-ROM tak dapat membaca. Semua ini terlepas dari media disk yang sedang digunakan, jadi disk dianggap bagus. Memang CD-ROM yang digunakan dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan pembacaan data tersendat-sendat. Hal tersebut biasanya disebabkan semakin melemahnya kerja optik yang mengakibatkan CD ROM tersebut tidak dapat membaca disk dengan baik. Bila dimasukkan disk pada CD-ROM, CPU akan mengeluarkan pesan secara seri pada CD ROM, yang pada gilirannya akan memeriksa semua pengontrol CD-ROM. Gangguan pada CD-ROM dapat diperiksa dengan membentuk diagnosis rutin pada CPU. CPU akan mengirim pesan-pesan pada CD-ROM untuk melakukan langkah berikut:
CPU akan mencatatnya dan akan memberhentikan pemneriksaan pada titik titik tersebut. dan itu tak membutuhkan waktu yang lama.
e. Diagnosis dengan Program Komputer
Program diagnosis komputer digunakan untuk mengetes semua bagian komputer dan membantu menentukan hardware atau software yang rusak. Self-test program ini dapat digunakan hanya jika beberapa bagian essential pada komputer seperti power supply, CPU, bus dan memories device (disc) yang memegang test program beroperasi secara benar. Semua komputer dilengkapi dengan sejumlah program. Beberapa diantaranya diperlukan dalam sistem dan disebut dengan operating systenm (sistem operasi). Beberapa diantara sistem operasi berfungsi untuk pemelharaan, seperti mereset register, membersihkan memori sementara, dan melakukan track secara umum pada pengoperasian komputer. Sekarang ini banyak dijumpai program komputer untuk mendiagnosis kerusakan, baik kerusakan program software maupun kerusakan fisik komputer dan komponen, misalnya program untuk memeriksa IC TTL, transisitor, printer dan I in-lain. Perlu diingat bahwa diagnosis ini dapat digunakan bila sebagian besar elemen komputer berfungsi dengan baik. CPU harus menerima catu daya yang sesuai, sistem clock dan timingnya harus bekerja serta bus harus berfungsi dengan baik. Bila salah satu dari bagian pokok tersebut tidak bekerja, maka tidak mungkin program diagnosis ini dapat digunakan. Dan bila ini yang terjadi, maka Anda perlu menggunakan cara sederhana seperti dijelaskan pada bagian sebelumnya (6 cara pertama). Di samping itu Anda masih selalu membutuhkan buku petunjuk melacak kerusakan dari pabrik .
Petunjuk Pengerjaan:
Baca dan pahami materi tentang metode pencarian kerusakan, perbaikan, dan perawatan peralatan elektronik yang telah diajarkan.
Jawab pertanyaan dan kerjakan tugas di bawah ini dengan jelas dan lengkap.
Kerjakan di buku tugas atau file dokumen dan kumpulkan sesuai dengan arahan yang diberikan.
1. Soal Pilihan Ganda:
Pilihlah jawaban yang paling tepat!
Langkah pertama yang dilakukan dalam pencarian kerusakan pada peralatan elektronik adalah:
a) Mengganti komponen yang rusak.
b) Memeriksa tegangan listrik yang masuk.
c) Melakukan inspeksi visual terhadap komponen.
d) Membersihkan seluruh komponen peralatan.
Peralatan elektronik yang sering mengalami masalah overheating biasanya memerlukan:
a) Penggantian baterai.
b) Pemasangan heatsink atau kipas tambahan.
c) Pengecekan tegangan power supply.
d) Kalibrasi ulang seluruh sistem.
Fungsi utama dari perawatan preventif pada peralatan elektronik adalah:
a) Mengurangi umur pakai perangkat.
b) Meningkatkan daya listrik yang digunakan.
c) Mencegah terjadinya kerusakan sebelum terjadi.
d) Memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi.
2. Soal Esai:
Jawablah pertanyaan berikut dengan penjelasan yang mendetail!
Jelaskan langkah-langkah umum yang dilakukan dalam proses pencarian kerusakan (troubleshooting) pada sebuah televisi yang tidak menyala.
Sebutkan dan jelaskan tiga metode yang biasa digunakan dalam perbaikan komponen elektronik yang rusak, serta berikan contoh situasi di mana masing-masing metode tersebut diterapkan.
Mengapa perawatan rutin (maintenance) sangat penting dilakukan pada peralatan elektronik? Berikan tiga contoh tindakan perawatan yang dapat dilakukan untuk memperpanjang umur pakai sebuah komputer.
3. Tugas Praktikum:
Langkah-Langkah Pencarian Kerusakan dan Perbaikan Sederhana:
Lakukan praktikum sederhana di rumah atau di sekolah dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
Identifikasi Kerusakan:
Pilih sebuah peralatan elektronik yang mengalami kerusakan sederhana (misalnya, lampu meja yang tidak menyala atau speaker yang tidak mengeluarkan suara).
Catat gejala yang muncul dan lakukan inspeksi visual.
Pencarian Kerusakan:
Gunakan alat ukur seperti multimeter untuk menguji tegangan, resistansi, atau kontinuitas pada komponen yang dicurigai rusak.
Identifikasi bagian atau komponen yang tidak berfungsi dengan baik.
Perbaikan:
Ganti komponen yang rusak dengan yang baru atau perbaiki jika memungkinkan.
Setelah perbaikan, nyalakan kembali peralatan dan uji apakah masalah telah teratasi.
Laporan Praktikum:
Tuliskan laporan singkat tentang proses pencarian kerusakan, langkah-langkah perbaikan, dan hasil akhir. Sertakan gambar jika diperlukan.
4. Tugas Kelompok:
Diskusi Kelompok tentang Perawatan Peralatan Elektronik:
Bentuk kelompok yang terdiri dari 3-4 siswa dan diskusikan topik berikut:
Peran Perawatan Rutin dalam Memperpanjang Umur Peralatan Elektronik:
Diskusikan mengapa perawatan rutin sangat penting dilakukan pada berbagai peralatan elektronik seperti AC, komputer, atau mesin fotokopi.
Sebutkan tindakan preventif yang bisa dilakukan untuk mencegah kerusakan pada peralatan-peralatan tersebut.
Hasil diskusi harus dibuat dalam bentuk presentasi dan dipresentasikan di kelas.
Pengumpulan:
Tugas individu dan laporan praktikum dikumpulkan secara tertulis atau melalui platform yang ditentukan oleh guru.
Tugas kelompok dipresentasikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Catatan: Pastikan semua jawaban dan laporan ditulis dengan jelas dan mendetail. Jika ada hal yang belum dipahami, jangan ragu untuk berdiskusi dengan teman sekelas atau bertanya kepada guru.